Analisa Peta Kekuatan Politik di Jawa Tengah

Andika PratamaAndika Pratama - Rabu, 27 Juni 2018
Analisa Peta Kekuatan Politik di Jawa Tengah

Pasangan calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Taj Yasin (nomor urut satu) dan Sudirman Said-Ida Fauziah (nomor urut dua) di Semarang, Jawa Tengah, 13 Februari 2018. ANTARA/R. Rekotomo

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Pada Pemilihan Umum (Pemilu) pertama tahun 1955 urutan pemenang di Jawa Tengah adalah, Partai Nasionalis Indonesia (PNI), Partai Komunis Indonesia (PKI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Masyumi.

Kala itu, PNI menang di 21 kabupaten/kota, PKI juara di 12 kabupaten/kota, NU memenangi 4 kabupaten. Sedangkan Masyumi tak memenangi satu pun kabupaten/kota di Jateng. (Saat itu Yogya msh dihitung wilayah Jateng).

PKI menang di Karesidenan Semarang dan Soloraya plus Temanggung, Blora dan Cilacap. NU menang di Demak, Kudus, Jepara dan Magelang. Sisanya dimenangi PNI. Jadi sejak awal Jateng memang wilayah “merah membara”, merahnya PNI ditambah membaranya PKI. Hanya NU yang memberi nuansa “hijau”.

Peta politik itu tetap bertahan hingga kini, dengan sedikit pergeseran. Misalnya Kabupaten Pekalongan yang semula PNI kini dimenangi PKB. Sebaliknya Kudus dan Megelang yang semula NU kini dimenangi PDIP. Sementara Jepara basis PPP. Di luar itu nyaris tak berubah.

Kantor DPP PDI Perjuangan

Pemilu 2014 hampir semua kabupaten/kota yang pernah dimenangi PNI dikuasai PDIP. Di Karesidenan Semarang dan Soloraya dimana PKI pada Pemilu 1955 berjaya PDIP menang dengan angka menakjubkan. Kemenangan PDIP di sejumlah wilayah itu dalam Pemilu pasca reformasi menegaskan rumus bahwa PDIP merupakan perpaduan antara PNI dan PKI.

Di Soloraya suara PDIP jauh meninggalkan parpol lain. Di wilayah basis utama PKI 1955 ini PDIP dominan sendirian. Di wilayah ini PDIP mengambil rata-rata separuh dari total suara pemilih dan kursi DPR/DPRD. Di daerah pemilihan Solo, Sukoharjo, Klaten dan Boyolali PDIP merebut 4 kursi DPR RI dari 8 kursi yang tersedia. Bahkan di Boyolali PDIP menguasai 25 kursi DPRD dari 45 kursi yang tersedia.

Dominasi PDIP juga bisa dilihat dari jumlah kepala daerah mereka di Jateng. Saat ini tercatat 18 bupati/walikota dari PDIP. Total kabupaten/kota Jateng 35. PDIP punya 412 kursi DPRD kabupaten/kota dan provinsi.

Pemilihan Gubernur Jateng 2018 yang akan digelar Rabu, (27/6) besok diikuti dua pasang calon gubernur-wakil gubernur, yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Golkar. Sementara Sudirman Said-Ida Fauziyah diusung Partai Gerindra, PAN, PKS, dan PKB.

Ganjar Pranowo dan Gus Yasin
Dua pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Tengah yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin (kiri) dan Sudirman Said-Ida Fauziah (kanan) mengikuti acara Debat Terbuka Pigub Jawa Tengah putaran ke-2 di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (3/5). (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Sejumlah hasil survei memprediksi pasangan Ganjar-Taj Yasin sulit tergoyahkan di pentas Pilgub Jateng mendatang. Berdasarkan riset yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 23-30 Mei 2018, posisi pasangan ini unggul telak dari rivalnya Sudirman Said-Ida Fauziyah.

"Pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin mendapat dukungan 70.1%, unggul atas Sudirman Said-Ida Fauziyah 22.6%. Yang belum tahu sekitar 7.3%," ungkap Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas saat merilis hasil survei di Kantornya Jalan Cisadane Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/6).

Sementara, berdasarkan survei Indo Barometer, pasangan Ganjar-Taj Yasin diperkirakan bakal meraup suara higga 67,3 persen. Dalam survei yang digelar pada 7 hingga 13 Juni itu, pasangan Sudirman-Ida diperkirakan akan meraih suara 21,1 persen suara.

"Berat Sudirman Said lawan incumbent yang elektabilitasnya sudah mencapai 70 persen dan incumbent yang didukung PDIP. Jadi Sudirman Said berhadapan dengan parpol (PDIP) yang kuat dan figur populer (Ganjar) jadi berat sekali," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari saat memaparkan hasil surveinya di Hotel Harris, kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/6).

Hasil survei Indobarometer ini tak berbeda jauh dengan survei sebelumnya. Dalam survei Charta Politika, pasangan Ganjar-Taj Yasin mendapat suara 70,5 persen suara dan Sudirman-Ida 13,6 persen. Sementara dalam survei Indokator pasangan Ganjar-Taj Yasin mendapat suara 72,4 persen dan pasangan Sudirman-Ida 21 persen.

Bakal cagub-cawagub Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) dan Taj Yasin (kanan) melambaikan tangan saat tiba di Kantor KPU Jateng untuk mendaftar sebagai cagub-cawagub, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (9/1). Ganjar Pranowo dan Taj Yasin diusung partai PDI Perjuangan, PPP, Nasdem dan Demokrat. ANTARA FOTO - R. Rekotomo

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, sejak Pemilu 1955 peta kekuatan politik di Jateng tak banyak berubah. Karena itu, Jateng sebagai basis atau kandang PDI Perjuangan menjadi faktor kunci kemenangan calon gubernur petahana tersebut.

“Kekuatan PDI P memang besar di Jawa Tengah, selama ini kan memang Jawa Tengah menjadi basis merah dalam peta politik nasional. Tentu ini sangat menguntungkan pasangan Ganjar-Yasin,” ujar kepada MerahPutih.com, Senin (25/6).

Selain itu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini menilai, langkah Ganjar memilih wakil sebagai pendamping dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan keputusan yang tepat. Terlebih Taj Yasin merupakan putera dari tokoh NU, K.H Maimoen Zubair.

“Ditambah lagi Ganjar didukung oleh anak Kiayi NU. Ya bagaimanapun, Jawa Tengah kan orang-orang basis sprituil NU-nya tinggi. Jadi perpaduan antara merah dan hijau itu, PDI P dengan NU menjadi kekuatan yang besar di Jawa Tengah,” ungkapnya.

Meski Sudirman Said juga menggandeng wakil dari kalangan NU, Ida Fauziyah, menurut Ujang tetap sulit mengalahkan inkumben. Di samping faktor Jateng basis PDI Perjuangan dan Taj Yasin yang mewakili kalangan Nahdliyin, sejumlah survei juga menunjukan tingkat kepuasan warga Jateng yang tinggi terhadap kepemimpinan Ganjar selama periode 2013-2018. (Pon)

#Pilgub Jateng 2018
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Bagikan