Amelia Hapsari, Sineas Indonesia Pertama yang Dipercaya Sebagai Juri Penghargaan Oscar

SINEAS Indonesia tak henti mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional. Jika biasanya karya anak bangsa yang masuk jajaran film terbaik dunia, kini justru sineasnya yang masuk di panggung dunia. Dia adalah Amelia Hapsari.

Pegiat film dokumenter tersebut terpilih sebagai juri piala Oscar pertama dari Indonesia. Terpilihnya Amelia sebagai anggota the Academy of Motion Picture Arts and Science (AMPAS) sebagai penyelenggara Oscar, tentu menjadi catatan emas dalam sejarah perfilman Indonesia.

Baca juga:

Sempat Terancam Ditunda, Oscar Dijadwalkan Pada April 2021

Anggota AMPAS berjumlah 9000 orang dimana 45 persennya adalah perempuan dan 36 persennya berasal dari komunitas dengan etnis yang kurang terwakili. Mereka terpilih atas kontribusinya di industri film.

View this post on Instagram

Woke up today with lots of warm congratulations from friends. Thank you for those who have worked hard to nominate me so the Oscar race includes more diverse voices and talents from the documentary world.

A post shared by Amelia Hapsari (@am3liahapsari) on Jun 30, 2020 at 9:46pm PDT

Amelia berhasil menjadi satu dari 819 anggota baru AMPAS dalam beberapa tahun karena kontribusinya dalam mempromosikan film dokumenter Asia Tenggara. Tak hanya itu, ia juga berperan sebagai penghubung antara film dokumenter Asia Tenggara dan internasional.

Baca juga:

Sutradara 'John Wick' Ingin Stuntman Dapat Penghargaan Oscar

"Menjadi bagian dari Academy layaknya memiliki sebuah suara. Bagi saya suara itu harus digunakan sebaik-baiknya untuk memberi dukungan kepada mereka yang benar-benar layak namun tidak punya tempat di kompetisi Oscar," ujarnya seperti dilansir VoA Indonesia.

Sebagai anggota AMPAS, Amel tidak hanya bertugas menjadi juri dan memberi penilaian kepada para nominator. Ia juga harus menjadi mentor dan membagikan pengalamannya selama berkecimpung di perfilman dokumenter.

Amelia yang tidak berdomisili di Los Angeles, menemukan sedikit kendala saat harus menilai puluhan karya yang masuk. Untuk mensiasatinya, ia memanfaatkan teknologi dengan cara menyaksikan film yang masuk atau memberi mentoring secara virtual. (avia)

Baca juga:

Gara-Gara Pandemi, Aturan Oscar 2021 Diubah