Alps Kehilangan Warna Putihnya

P Suryo RP Suryo R - Minggu, 05 Juni 2022
Alps Kehilangan Warna Putihnya

Para pakar menyebut wilayah ini sedang mengalami perubahan besar-besaran. (Foto: pexels/pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BILA melihat gambar pencitraan hasil rekam satelit, warna putih pada Alps sudah berubah menjadi hijau. Salju yang membungkus gunung itu perlahan menghilang, digantikan vegetasi. Baguskah?

Untuk sebagian wilayah di Bumi, ini adalah hal yang bagus, gunung yang kembali hijau. Tapi untuk Alps ini menjadi masalah besar. Alps terkena dampak pemanasan global yang mencairkan saljunya dan digantikan dengan vegetasi.

Alps merupakan sistem penggunungan tertinggi dan terluas yang terbentang sejauh 1210 km melintasi delapan negara sesuai dengan Alpine Convention tahun 1991; Prancis, Switzerland, Monaco, Italia, Liechtenstein, Austria, Jerman, dan Slovenia. Alpine menunjuk pada wilayah di mana Alps berada. Wilayahnya terbentang dari Nice di sebelah barat Mediterranean, kemudian Trieste pada sisi Adriatic, dan Vienna di pangkal Pannonian Basin

Pegunungan ini diyakini terbentuk lebih dari 10 juta tahun lalu akibat tumbukan antara plat tektonik Afrika dan Eurasian. Ini mengakibat bebatuan kemudian mencuat ke atas dan membentuk puncak tertingginya yakni Mont Blanc dan Matterhorn. Di wilayah Alpine terdapat sekitar 128 puncak tinggi yang rata-rata mencapai 4 ribu meter.

Karena ketinggian dan luasnya Alps memberikan efek iklim di Eropa; seperti di wilayah pegunungan, level curah hujan, dan perbedaan iklim di negara-negara Eropa.

Baca Juga:

Krisis Iklim Jadi Hantu bagi Lingkungan Hidup Manusia

gunung
Vegetasi di daerah pegunungan mulai tampak. (Foto: Pexels/eberhard grossgasteiger)

Menurut laman The Guardian, para peneliti mengungkapkan bahwa vegetasi di bawah pepohonan berkembang sebanyak 77% sejak tahun 1984. Glacier yang menghilang dari wilayah ini menjadi bukti betapa pemanasan global bukan hal yang dianggap enteng di wilayah Alpine.

Para pakar menyebut wilayah ini sedang mengalami perubahan besar-besaran. Suhu yang meningkat dan termasuk hujan yang naik pula memperpanjang masa tumbuh vegetasi itu. Tumbuhan-tumbuhan itu kemudian membungkus tanah yang ‘ditinggalkan’ oleh glacier. Pun tumbuhan itu semakin tinggi dan lebat.

Meskipun ada tumbuhan, para pakar mengatakan bahwa kehilangan 10% salju di bawah pepohonan tetap menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Wilayah yang berada di ketinggian 1700 meter ke bawah sudah kehilangan salju dan glasier.

Baca Juga:

Peran Agritech Memperkuat Ekosistem Pertanian

gunung
Perubahan yang terjadi di Alp sungguh perubahan yang sangat besar. (Foto: Pexels/Michal Pech)

Prof Sabine Rumpf dari University of Basel dan pemimpin penelitian yang dituliskan di jurnal ilmiah Science mengatakan bahwa perubahan yang terjadi di Alps sungguh perubahan yang sangat besar, masif. Rumpf menegaskan bahwa wilayah pegunungan itu mengalami dampak dua kali cepat daripada rata-rata pemanasan global di wilayah lain.

Positifnya, peningkatan vegetasi ini berarti membuat kemampuan menyerap karbon menjadi lebih baik. Kemudian mengurangi refleksi sinar matahari, dan habitat alam. Hanya saja terjadi pencairan lapisan es yang melingkupi beberapa tempat di wilayah ini.

Namun Rumpf mengungkapkan kekhawatiran, bahwa vegetasi yang berada di bawah akan mulai naik dan bisa saja mengalahkan vegetasi yang ada di gunung, tanaman yang menjadi kekhasan wilayah Alpine. Dia mengkhawatirkan dengan melelehnya es timbul persoalan baru, seperti bebatuan yang dapat runtuh dan meluncur ke bawah. (psr)

Baca Juga:

Sayangi Bumi dengan Teknologi Otomotif Ramah Lingkungan

#Lipsus Juni Sayangi Bumi
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Bagikan