Alasan Jakarta Jadi Ibu Kota Indonesia


Suasana di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Rabu (20/1). (Foto: MerahPutih/Venansius Fortunatus)
MerahPutih Nasional - Jakarta, kenapa harus Jakarta? kenapa tidak Bandung, Aceh, Makassar atau Papua? tentu ada kisah yang melatar belakanginya.
Jakarta merupakan kota pelabuhan yang sebelumnya bernama Sunda Kelapa. Tapi pada 22 Juni 1527, Pangeran Fatahillah menghancurkan Sunda Kelapa dan sebagai gantinya mendirikan kota Jayakarta di area tersebut. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya kota Jakarta.
Jayakarta pada awal abad ke-17 diperintah oleh Pangeran Jayakarta, salah seorang kerabat Kesultanan Banten. Pada 1619, VOC yang dipimpin oleh orang Belanda, Jan Pieterszoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Kesultanan Banten dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia.
Batavia dibangun nyaris mirip dengan kota-kota di Belanda, yaitu dibangun dalam bentuk blok, masing-masing dipisahkan oleh kanal dan dilindungi oleh dinding sebagai benteng, dan parit.
Batavia ini selesai dibangun pada 1650. Batavia tua adalah tempat tinggal bangsa Eropa, sementara bangsa Tiongkok, Jawa dan penduduk asli lainnnya disingkirkan ke tempat lainnya.
Berkecamuknya perang dunia ke-2 membuat sekutu Belanda lemah dan Batavia jatuh ke tangan Jepang. Jepang pun merubah nama Batavia menjadi Djakarta. Hingga akhirnya sekutu Jepang kalah dalam perang dunia ke-2, dan terjadilah kekosongan kekuasaan.
Karena segala pusat pemerintahan sebelumnya (masa pendudukan Belanda dan jepang) berpusat di Jakarta, akhirnya Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jakarta.
Pada 4 januari 1946, ibu kota Indonesia yang sebelumnya ditetapkan di Jakarta berpindah ke Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena kondisi ibu kota Jakarta sudah tidak kondusif setelah berbagai peristiwa pasca kemerdekaan.
Hampir dua tahun lamanya Soekarno dan beberapa pendiri bangsa menjalankan roda pemerintahan di Yogyakarta sebagai ibu kota, hingga akhirnya dikembalikan lagi ke Jakarta.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
KAI Dapat PSO Rp 5,8 T untuk Subsidi Tiket LRT Jabodebek dan KRL Jabodetabek Tahun 2026

Menilik Konservasi Tugu Pancoran Simbol Kemajuan Dirgantara Indonesia di Kota Jakarta

Potret Galian Pipa Limbah di Jalan TB Sumatupang Jaksel Ditargetkan Rampung Desember 2025

Gulkarmat: 65% Kasus Kebakaran di Jakarta Akibat Masalah Kabel Listrik

Potret Kondisi Jakarta Pasca Demo, Warga Sudah Kembali Beraktivitas Normal

Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov

Hari Ini Transjakarta Kerahkan 4.907 unit Angkut Penumpang, Tarif Masih Rp 1 Sampai 7 September 2025

Kerugian Demo di Jakarta Capai Rp 55 M, Ini Rinciannya Versi Pemprov

Sekolah Ditargetkan Kembali Lancar di Rabu, 3 September 2025

Jam Operasional MRT Jakarta Kembali Normal Pasca-Demo, Stasiun Istora Mandiri Sisi GBK Masih Ditutup
