Ahok Gubernur Non Muslim Kedua Setelah Henk Ngantung


MerahPutih Nasional - Pelantikan Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta mengundang pro dan kontra dari elemen masyarakat ibukota. Sebagian yang menolak keberadaan sebagai Ahok sebagai pemimpin dilatari alasan sosial keagamaan, dimana mayoritas masyarakat yang dipimpin mantan Bupati Bangka Belitung ini agamanya beda dengan sang pemimpin. Front Pembela Islam (FPI) termasuk elemen masyarakat yang menolak kepemimpinan Ahok. Ormas yang dikomandoi Habib Rizieq itu berulang kali melakukan aksi unjuk rasa menentang Ahok. Alasannya pemimpin warga di suatu komunitas atau masyrakat yang mayoritasnya beragama Islam, maka pempimpinnya pun harus Islam.
Terkait penolakan FPI karena Ahok non muslim memang tengah menjadi perdebatan yang hebat di kalangan elite politik maupun di masyarakat. Namun jika kita melihat sejarah, Bukan Hal baru DKI Jakarta dipimpin non muslim. Pasalnya pada periode tahun 1964-1965 Ibukota sendiri pernah dipimpin Hendrik Hermanus Joel Ngantung atau yang lebih dikenal dengan Henk Ngantung yang merupakan Gubernur ke-7 DKI Jakarta.
Mungkin masyarakat Indonesia khusunya di Jakarta banyak yang belum familiar dengan sosok Henk Ngantung. Singkat cerita, Henk Ngantung merupakan seorang pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara. Ia awalnya menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta di tahun 1960-1964 hingga akhirnya ia ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Soemarno yang diangkat menjadi Menteri dalam negeri.
Dahulu ketika Henk Ngantung dilantik dan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ke-7 tak pernah ada persoalan dengan masalah SARA seperti yang sekarang ini berlangsung antara FPI dan Ahok. Pasalnya, Henk digadang-gadang memiliki sifat yang baik dan dapat merangkul semua pihak.
Foto : soloblitz
Bagikan
Berita Terkait
Harga Minyak Goreng Kemasan Tingkat Nasional Naik di Atas Rp 20 Ribu
