Abrasi Pantai Ketapang Mauk Semakin Tidak Terbendung

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Kamis, 05 Januari 2017
Abrasi Pantai Ketapang Mauk Semakin Tidak Terbendung

Pantai Ketapang yang mengalami abrasi. (MP/Widi Hatmoko)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Travel - Pada tahun 90-an, Pantai Ketapang yang berlokasi di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang memiliki panorama pemandangan yang sangat cantik. Namun sekarang, pantai ini terlihat kumuh dan mengalami abrasi yang cukup parah.

Tidak hanya abrasi, Pantai Ketapang juga telah mengalami pendangkalan yang cukup signifikan. Kapal-kapal besar yang dahulu bisa singgah di pantai tersebut saat ini sudah tak ada. Hanya perahu-perahu kecil milik nelayan yang berjajar. Itu pun sudah terlalu padat karena tempat yang dijadikan dermaga untuk bersandarnya perahu terjadi penyempitan.

Kondisi Pantai Ketapang. (MP/Widi Hatmoko)

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Ketapang yang juga penulis beberapa buku tentang sejarah Kabupaten Tangerang Mimy Chaitamy mengungkapkan, tingginya tingkat abrasi di Pantai Ketapang karena banyak batu-batu karang yang rusak. Rusaknya batu-batu karang ini disebabkan oleh banyak nelayan yang menangkap ikan menggunakan bahan peledak atau bom ikan.

"Kalau tadinya kan batu-batu karang ini menjadi salah satu penahan air laut. Tapi karena perburuan ikan menggunakan alat peledak, batu karang banyak yang hancur, sehingga mudah terjadi abrasi," ujar Mimy Chaitamy kepada merahputih.com, Rabu (4/1).

Kondisi Kampung Pelelangan di Pantai Ketapang Mauk (MP/Widi Hatmoko)

Mimy berharap, kondisi pantai yang sudah rusak mendapat perhatian dari pemerintah. Ratusan warga yang tinggal di kawasan pantai ini sudah mulai terancam oleh tingkat abrasi yang semakin tidak terbendung.

"Kalau harapan kami, ada perhatian dari pemerintah. Karena kalau dibiarkan akan semakin meluas dan bisa menggerus perumahan di kawasan ini," katanya.

#Pantai Ketapang #Wisata Tangerang
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Bagikan