Travel

6 Landmark Ikonik Kota Wisata Indonesia, Wajib Berfoto

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 18 April 2018
6 Landmark Ikonik Kota Wisata Indonesia, Wajib Berfoto

Monas, landmark Jakarta dan ikonnya Indonesia. (foto: Youtube)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BERWISATA di seluruh penjuru Nusantara pastilah memanjakan mata. Bentang alam nan indah, penduduk yang ramah menyapa, dan arsitektur unik bikin pelancong betah berlama-lama. Tentunya, dengan segala keindahan yang bisa dinikmati, mengabadikan perjalanan dalam foto ataupun swafoto tak boleh dilewatkan.

Eits, sebelum Anda berfoto di sana-sini, pastikan Anda punya foto di landmark kota yang tengah Anda kunjungi. Landmark ialah tempat, tugu, bangunan, atau karya arsitektur yang menjadi ciri bahkan ikon kota tersebut. Penanda kota tersebut begitu ikoniknya sampai-sampai Anda tak perlu banyak menjelaskan di mana Anda berada. Dengan melihat landmark saja, orang sudah tahu Anda berwisata di kota mana.

Berikut 6 Landmark ikonik di kota-kota tujuan wisata di Indonesia.


1. Monas, Jakarta

Sebagai ibu kota Republik ini, Kota Jakarta punya landmark yang kesohor, yaitu Monas. Belum sah berwisata di Jakarta kalau belum ke Monas. Pasalnya, menumen ini tak cuma jadi simbol Jakarta, tapi juga menjadi salah satu simbol Indonesia.

Monas merupakan salah satu monumen yang dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan Indonesia dalam memperebutkan kemerdaan. Monumen ini dibangun pada 17 Agustus 1961.

Tugu Monas dibangun dengan tinggi 132 m. Di bagian puncak, terdapat lidah api yang dilapisi emas sebagai simbol semangat perjuangan. Tak cuma tugu, di kawasan Monas juga ada museum yang berisi diorama yang menampilkan kondisi Indonesia sejak zaman prasejarah hingga masa Orde Baru.


2. Tugu Yogya, Yogyakarta

Kota Yogyakarta selalu ramai wisatawan. Jalan Malioboro yang ikonik itu tak pernah sepi pengunjung. Tak hanya di masa libur sekolah, bahkan akhir pekan panjang saja sudah bisa membuat Malioboro bak lautan manusia. Apa daya tariknya?

Selain kulinernya yang sedap, Yogyakarta selalu bersahabat untuk dikunjungi. Senyum ramah warganya seperti magnet hidup bagi pelancong.

Selain Malioboro, kota ini punya sebuah tugu yang jadi landmark kota. Tugu Yogya namanya. Sempat ditutup untuk umum gara-gara dicoret-coret oleh turis bule, Tugu Yogya kini sudah kembali dibuka untuk umum. Kawasan di sekitar tugu ini juga dikembangkan sehingga nongkrong di sana jadi semakin seru.

tugu yogya
Tugu Yogya kini makin seru untuk nongkrong. (foto: dolandolen)

Wisatawan, khususnya yang baru pertama kali ke Yogyakarta, selalu menjadikan tugu ini sebagai tujuan utama untuk berfoto.

Tugu Yogya terletak di tengah-tengah persimpangan antara Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Margo Utomo. Tugu yang juga sering disebut Tugu Pal Putih ini dibangun Hamengku Buwono I, pendiri Keraton Yogyakarta. Konon, tugu ini berada satu garis lurus dengan Gunung Merapi dan Kraton.


3. Lawang Sewu, Semarang

Enggak cuma satu, Semarang punya beberapa landark yang cukup menarik. Mulai dari bangunan bersejarah hingga tempat-tempat ibadah bermacam agama.

Lawang Sewu ialah yang paling identik dengan Semarang. Bangunan bergaya Belanda ini dulunya merupakan kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Lawang Sewu mulai dibangun 1904 dan selesai pada 1907.

lawang sewu
Lawang Sewu yang cantik. (foto: wisatafavorit)

Berlokasi di Jalan Pemuda, bangunan ini dinamai Lawang Sewu karena jumlah pintunya yang banyak. Meskipun disebut 'sewu' (seribu), nyatanya jumlah pintuu di bangunan yang kini jadi Museum Kereta Api itu tak sampai seribu buah.

Yang bikin Lawang Sewu makin menarik ialah kabar bahwa bangunan ini menjadi salah satu bangunan angker kedua se-Asia. Hal itu mungkin disebabkan kondisi bangunan yang temaram di malam hari. Di siang hari, bangunan Lawang Sewu amat cantik, dengan deretan daun pintu dan sebuah lokomotif di halaman gedung.

Tepat di depan Lawang Sewu, pelancong bisa menjumpai landmark lainnya, yaitu Tugu Muda. Monumen peringatan itu dibangun untuk mengenang perjuangan para pemberani di Semarang saat melakukan Pertempuran Lima Hari di Semarang pada 15 Oktober 1945 sampai 20 Oktober 1945.

Landmark lain di Kota Semarang yakni Gereja Blenduk atau Gereja GPIB Immanuel. Terletak di kawasan Kota Tua Semarang, gereja ini punya kubah besar yang dilapisi perunggu, dengan sebuah orgel Barok di dalamnya.

Arsitektur dalam gereja dibuat berdasarkan salib Yunani. W Westmaas dan HPA de Wilde merenovasi gereja pada 1894. Mereka menambahkan kedua menara di depan gereja.

Gereja Blenduk
Kubah khas Gereja Blenduk. (foto: wisatajateng)

Nama Blenduk merupakan julukan yang disematkan masyarakat setempat. Artinya kubah. Hingga kini, Gereja Blenduk masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat.

Jika berkunjung ke Semarang, datanglah ke Gereja Blenduk di malam hari. Cahaya yang menyinari gereja membuat bangunan gaya Belanda ini terlihat megah.


4. Jam Gadang, Bukittinggi

Kalau berfoto dengan latar Big Ben belum kesampaian, berfoto di depan Jam Gadang saja! Indahnya enggak kalah.

jam gadang
Jam Gadang, Big Ben-nya Bukittinggi. (foto: wisatania)

Ya, tugu dengan jam besar ini memang ikonnya Kota Bukittinggi. Dibangun pada 1926, jam Gadang merupakan persembahan dari Ratu Belanda untuk Rook Maker, seorang sekretaris daerah Fort de Kock (yang sekarang dikenal dengan nama Bukittingi) pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Menara Jam Gadang memiliki tinggi 26 meter. Di keempat sisi menara ini terdapat jam raksasa dengan diameter 80 cm. Mesinnya didatangkan langsung dari Belanda. Bagian puncak menara ini berbentuk bagonjong yang merupakan atap khas rumah gadang, rumah adat Minang.

Area sekitar Jam Gadang selalu ramai dikunjungi wisatawan setiap harinya. Hal itu tak mengherankan mengingat lokasinya yang berada tepat di jantung Kota Bukittinggi. Di seberang area Jam Gadang terdapat Museum Bung Hatta.

Tak hanya berfoto, Anda juga menikmati sajian kuliner khas Minang di Pasar Ateh tak jauh dari monumen Jam Gadang.


5. Istana Maimun, Medan

Jika berkunjung ke Medan, jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke Istana Maimun. Istana ini sering disebut sebagai istana termegah di Indonesia. Istana Maimun merupakan istana miliki Kesultanan Deli. Bangunan istana didominasi warna kuning khas Melayu.

istana maimun
Istana megah Kesultanan Deli. (foto: wisatamedan)

Istana ini dibangun pada 1888 dengan menggunakan jasa arsitek dari Italia. Arsitektur bangunan ini merupakan perpaduan antara kebudayaan Melayu, Islam, Spanyol, India dan Italia.


6. Jembatan Ampera, Palembang

Menjadi kota yang terbelah Sungai Musi membuat Kota Palembang punya jembatan ikonik yang keren banget. Jembatan Ampera namanya.

Meskipun demikian, Jembatan Ampera lebih dari sekadar infrastruktur transportasi. Jembatan ini sudah menjadi ikon serta kebanggaan Wong Kito. Di siang hari, Jembatan Ampera mungkin terlihat biasa, tapi di malam hari, dengan lampu-lampu yang menyinari, jembatan ini terlihat amat megah dan cantik.

jembatan ampera
Jembatan Ampera menyatukan Kota Palembang. (foto: wisataindonesia)

Jika berkunjung ke Palembang, jangan lewatkan kesempatan berfoto di jembatan berwarna merah ini. Anda bisa mengambil titik foto dari Benteng Kuto Besak di tepian Musi atau langsung di atas jembatan.

Setelah berfoto, jangan lupa nikmati sajian empek-empek Saga Sudi Mampir yang legendaris. Letaknya tak jauh dari Benteng Kuto Besak.

Yuk, siapkan kamera dan gaya terbaik Anda untuk berfoto di landmark keren tersebut.(dwi)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan