Wihara Dharma Bhakti, Saksi Bisu Peradaban Tionghoa di Jakarta
Minggu, 19 Agustus 2018 -
KLENTENG memang kerap dikunjungi saat perayaan Imlek. Namun tak ada salahnya jika kamu berkunjung ke tempat tersebut di luar waktu Imlek. Pasalnya, banyak bangunan-bangunan klenteng yang menjadi saksi bisu sejarah Indonesia.
Seperti Wihara Dharma Bhakti yang ada di Jalan Kemenangan, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. Wihara yang memiliki nama lain Kim Tek Ie ini adalah klenteng tertua di Jakarta. Umurnya mencapai 400 tahun.
Berdasarkan berbagai sumber, wihara ini dibangun pada abad ke-16 tepatnya tahun 1650. Saat pembangunan wihara, Jakarta masih bernama Batavia dan dikuasai oleh persekutuan dangang Belanda (VOC).
Seiring berjalannya waktu, klenteng yang dibangun oleh seorang Letnan bernama Kwee Hoen ini menjadi saksi bisu peradaban Tionghoa di Jakarta. Bahkan dikatakan kalau Wihara Dharma Bhakti pernah terbakar saat pembantaian komunitas Tionghoa di Pecinaan tahun 1740-an.
Di abad ke-18 wihara ini semakin berkembang. Saat itu Kim Tek Ie dikenal sebagai tempat ibadah terpenting di Batavia. Banyak warga keturunan Tionghoa yang datang untuk melakukan pemujaan.
Karena usianya yang sangat tua, maka tak heran kalau Wihara Dharma Bhakti dikenal luas bukan hanya di Indonesia melainkan juga mancanegara. Kamu akan melihat beberapa orang bule datang ke wihara ini untuk berwisata setiap minggunya.
Satu hal yang menarik dua tahun lalu klenteng ini sempat dilalap oleh si jago merah. Beruntung hanya sebagian bangunan saja yang terbakar. Kini Wihara Dharma Bhakti sudah kembali normal.
Tak jauh dari wihara, terdapat pasar tradisional. Kamu bisa berbelanja kebutuhan sehari-hari di sana. Agak sedikit berkendara, kamu bisa melihat kawasan Kota Tua. Di sana kamu bisa berfoto ria dengan bangunan Belanda. (yani)