Tyrone 'The Bone' Proctor Beraksi di All Asia Waacking Festival 2018, Penonton Terhipnosis

Minggu, 01 April 2018 - Dwi Astarini

SEORANG pria bertubuh tinggi besar berdiri dii depan pintu masuk ballroom Hall of Fame Hard Rock Hotel Bali, Sabtu (31/3). Busana serbahitam nan glamor membalut tubuh tegapnya. Sesekali ia memberi arahan kepada salah seorang kru All Asia Waacking Festival 2018.

Pria itu ialah Tyrone ‘The Bone' Proctor, sang pelopor tarian waacking. Malam itu, dia sedang menanti giliran untuk tampil menarikan waacking di depan seluruh peserta dan juri All Asia Waacking Festival 2018.

Beberapa detik menjelang giliran tampil, sayup-sayup musik terdengar dari dalam ruangan. Ia pun segera masuk. Seluruh peserta langsung berteriak histeris. Saat melenggang ke arah panggung, waacker berusia 65 tahun ini tampak percaya diri dan nyaman menjadi dirinya.

Waacker memang membuat siapa pun yang menarikannya merasa percaya diri dan nyaman. Teriakan histeris peserta tidak memengaruhi emosi dan ekspresi wajahnya. Ia tetap menari dengan gayanya sendiri.

Sang master waacking itu juga terlihat amat menghayati lirik musik pengiring tariannya. Sesekali, ia mengikuti ekspresi wajahnya sesuai lirik lagu I Belong to You. Gerakannya malam itu berbeda dengan gaya menarinya saat ia mengajar di Enquiries Workshop sehari sebelumnya.

Di panggung AAWF, ia terlihat begitu menghayati lirik lagu I Belong to You. Mata dan gestur tubuhnya begitu hidup dan gerakannya tidak terlalu menghentak seperti saat workshop. Menyesuaikan dengan lirik lagu yang mengalun, ia sesekali memasang ekspresi seperti kekasih yang sedang gelisah karena dilanda asmara.

Sesekali ia berputar. Bak penyanyi, ia juga membuat manuver yang membuat penonton histeris. Menjelang akhir penampilannya, ia melepas outer hitam panjangnya, lalu melemparnya ke lantai.

Penghayatan Tyrone terhadap lagu yang tengah diputar benar-benar-benar menyihir penonton. Air mata haru menitik di wajah sejumlah penonton. Salah satunya, peserta lomba yang berasal dari Hong Kong.

Meski begitu, emosi penonton tidak berdampak pada performa pria yang memperkenalkan tarian waacking pada 1970 itu. Ia terus menari seolah hanya ada dia di ruangan tersebut.

Di ajang AAWF 2018, Tyrone menjadi juri bersama tujuh waackers lain dari berbagai negara. Bagi peserta, mendapat penilaian langsung dari sang maestro waacking tentulah menjadi kebanggaan tersendiri.

Usia Tyrone memang tak lagi muda. Walaupun begitu, pesona tariannya tetap mampu menyihir peserta. Ia memang waacker sejati yang amat menghayati lagu, ekspresif, dan percaya diri. (rina)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan