Tujuh Kerbau Kyai Slamet Warnai Kirab Malam 1 Sura di Keraton Solo
Rabu, 12 September 2018 -
SEJUMLAH daerah di Pulau Jawa menggelar tradisi perayaan 1 Sura dengan tradisi kirab. Seperti di Surakarta.
Tak hanya perayaan di Pura Mangkunegaran, Keraton Kasunanan Solo juga mengadakan perayaan malam 1 Sura, Selasa (11/9) malam.
Peringatan malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran ditandai dengan keluarnya empat pusaka dalem. Sementara itu, di keraton, pihak Keraton Solo mengeluarkan tujuh kebo bule atau Kyai Slamet.
Tepat pukul 22.55 WIB, ketujuh kerbau tersebut tiba di depan Kori Kamandungan. Di sana, tampak sejumlah abdi dalem keraton menggelar upacara sebelum kirab resmi dimulai. Upacara tersebut bertujuan memohon agar prosesi kirab yang akan menempuh jarak 7 km berjalan dengan lancar.

Jelang tengah malam, iring-iringan kirab dimulai. Ketujuh kerbau tersebut berada di posisi paling depan sebagai cucuk lampah. Selain kirab Pura Mangkunegaran, kirab Keraton Solo ini juga menjadi magnet bagi warga sekitar. Tidak hanya orang tua, anak-anak juga penasaran untuk menyaksikan.
Pengaggeng Parentah Keraton Kasunanan Solo KGPH Dipokusumo kepada wartawan mengatakan secara keseluruhan baik upacara maupun rute kirab tidak ada perubahan. "Untuk tahun ini, pelaksanaan kirab malam 1 Sura, berdasarkan perhitungan Jawa Sinuhun Sultan Agung gabungan kalender Hijriyah. Tahun ini 1 Sura jatuh pada Selasa Wage atau 11 September," katanya.

Dalam setiap prosesi peringatan malam 1 Sura, kerbau milik Keraton Solo tersebut memang jadi 'bintangnya'. Dikenal dengan kerbau bule, kerbau ini punya fisik berwarna putih kemerah-merahan. Warga mengenalnya dengan nama Kyai Slamet. Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas Said, Kyai Slamet merupakan hadiah dari Kyai Hasan Besari asal Tegalsari, Ponorogo, untuk Raja Kasunanan, Paku Buwono II.
Hingga kini, Kyai Slamet telah memiliki beberapa keturunan. Menurut pengasuh Kerbau Kyai Slamet, Heri Sulistyo, dari tujuh kerbau yang ada, lima di antaranya betina dan dua jantan. (Win)