Terdampak Pandemi, Perajin Batik Yogyakarta Stop Produksi
Rabu, 08 Juli 2020 -
MerahPutih.com - Perajin batik di Lendah Kulonprogo, Yogyakarta turut terdampak hebat pandemi COVID-19. Penjualan batik merosot tajam sejak Maret sampai dengan Juni 2020. Mereka terpaksa menghentikan produksi batik hingga kini.
Ketua Paguyuban Perajin Batik Lendah Kulonprogo Umbuh Haryanto mengatakan para perajin hanya menjual stok batik yang ada untuk bertahan hidup.
Baca Juga:
Ratusan Wisatawan Mural Batik Sepanjang 225 Meter di Kampung Batik Laweyan
"Sejak Maret kami tidak produksi. Kami hanya menjual harga murah yang sudah ada saja," kata Umbuh di Yogyakarta, Rabu (08/07).
Umbuh menceritakan, sebelum bulan Maret, para perajin sudah produksi batik besar-besaran untuk persiapan Lebaran. Moment Lebaran memang menjadi masa "panen raya" pengusaha Batik.

Namun tahun ini, mereka harus pasrah menelan rugi besar. Pandemi tiba dan membuat penjualan turun hingga 90 persen.
Perajin batik anggota paguyuban Agus Fatkhurohman berharap agar pemerintah turun tangan membantu pemasaran. Sehingga saat penerapan new normal dijalankan, omzet penjualan kembali merangkak naik.
Baca Juga:
Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY Dwi Wahyu Budiantoro mengatakan, Pemda dan Pemkab Kulonprogo harus bergerak cepat mengambil strategi memulihkan perekonomian para UMKM.
Ia menilai, diperlukan sebuah even breakthrough untuk mempromosikan kembali batik asal Kulonprogo. Dana event bisa diambil dari dana keistimewaan (danais) atau dari dana APBD Pemkab Kulonprogo.
"Pemkab Kulonprogo mendapatkan alokasi Danais mencapai R112milyar. Dana ini bisa digunakan untuk upaya menggelar event budaya sebagai upaya memasarkan batik," pungkas Dwi. (Teresa Ika)
Baca Juga: