Setelah Digusur, Warga Kampung Pulo Ini Bingung Mau Kerja Apa
Jumat, 21 Agustus 2015 -
MerahPutih, Megapolitan-Penertiban bangunan liar di Kampung Pulo, Jakarta Timur berlangsung ricuh karena warga menolak pindah. Kebanyakan warga sudah puluhan tahun mendiami kawasan yang lekat dengan banjir itu.
Warga Kampung Pulo mengaku sudah betah tinggal di daerah tersebut. Meskipun, daerah itu menjadi langgaran banjir hampir setiap musim penghujan.
"Karena sudah betah walaupun sering kebanjiran makanya enggan pindah," kata salah satu korban penggusuran, Daryatun Warsiyah kepada merahputih.com, di Jatinegara, Jumat (21/8). Kini, Daryatun mendiami rumah susun sederhana (Rusunawa) di lantai 11.
Sebelum digusur Daryatun menghidupi dirinya dengan membuat kue untuk dijual kembali oleh tetangganya. Dari usahanya tersebut, Daryatun bisa meraup untung Rp800.000 per hari.
"Di sana usaha juga enak. Di sini belum tentu, usaha di sini kayak apa," katanya.
Setelah tinggal di rusun Daryatun tidak punya bayangan akan bekerja apa. Sebab, pasar cukup jauh. Untuk sementara Daryatun tetap berjualan kue dan membuka warung kecil-kecilan.
Ditanya lebih nyaman tinggal di rumah susun atau di Kampung Pulo, Daryatun mengatakan tidak ada beda, baik tinggal di rumah susun ataupun di Kampung Pulo.
"Kalau tidur pulasnya sama, tapi lebih dingin di sana," kata perempuan asal Cilacap ini.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta melakukan penertiban pemukiman warga di Kampung Pulo. Sebanyak 40-an KK direlokasi dari Kampung Pulo ke rumah susun yang berlokasi di bilangan Jatinegara. (mad)
Baca Juga:
Tommy Soeharto Kecam Ahok Terkait Penggusuran Kampung Pulo