Rumput Lapangan SUGBK Tengah Direvitalisasi, Ditarget Selesai Oktober 2024
Rabu, 10 Juli 2024 -
MerahPutih.com - Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) tengah merevitalisasi rumput lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Proses ini ditargetkan selesai pada Oktober 2024.
Kepala Divisi Pembangunan dan Pemeliharaan GBK, David Prastyan menjelaskan bahwa saat ini proses revitalisasi dalam tahap pemerataan medium tanah. PPKGBK berharap rumput sudah bisa ditanam pada 21 Juli.
"Untuk progres saat ini memang sudah perataan tanah, kami ekspektasi tanggal 21 sudah bisa masuk ditanami rumput. Hingga akhir Juli kita lakukan penumbuhan kekuatan rumputnya. Sehingga akhir Oktober kita sudah bisa lakukan uji fungsi lapangan dan bisa fit untuk persiapan kualifikasi Piala Dunia 2026 di November," kata Kepala Divisi Pembangunan dan Pemeliharaan GBK, David Prastyan, dikutip dari Antara.
SUGBK rencananya akan dipakai lagi oleh Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga. Setelah dijamu Arab Saudi di Jeddah, Skuad Garuda akan melakoni partai kandang melawan Australia d Surabaya lebih dahulu pada 10 September.
Baca juga:
PPKGBK Akui Relokasi Kucing di GBK Tidak Sesuai Standar, Vendor Dievaluasi
Timnas Indonesia menjalani laga kandang lagi pada 14 November melawan Jepang atau setelah dijamu Bahrain dan China lebih dahulu pada 10 dan 15 Oktober.
Direktur Umum PPKGBK, Hadi Sulistia menjelaskan bahwa tata kelola rumput SUGBK tidak dapat disamakan dengan stadion di Eropa, seperti Tottenham Hotspur Stadium atau Santiago Bernabeu Stadium.
Menurut Hadi, jika tata kelola rumput disamakan dengan dua stadion tersebut maka akan terdapat pengubahan struktur utama bangunan dari SUGBK, yang notabene tidak memungkinkan karena termasuk ke dalam cagar budaya.
Saat ini menurut Hadi yang memungkinkan untuk tata kelola rumput bisa diaplikasikan di SUGBK yakni menilik dari tata kelola yang dilakukan di Stadion Internasional Singapura.
"Untuk bisa mencapai level seperti Tottenham Hotspur Stadium atau Santiago Bernabeu, itu tidak memungkinkan karena harus mengubah struktur bangunan fisik dari stadion utama yang menjadi cagar budaya. Oleh karena itu, kita mencari referensi dari benchmark yang bisa diaplikasikan ke stadion utama itu Singapura," ujar Hadi Sulistia.
"Akan tetapi, untuk kita bisa menjadi seperti Singapura, mereka itu butuh waktu tujuh tahun untuk bisa menyiapkan infrastruktur sehingga bisa seperti sekarang. Alhamdulillah, Singapura sangat kooperatif dengan kita, sehingga mereka bisa memberikan pengalamannya kepada kami. Namun demikian, untuk persiapan nursery, peralatan, itu membutuhkan order dan persiapan yang minimal 12 bulan," imbuh Hadi.
Tim nasional Indonesia akan menjalani laga kandang perdananya di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menghadapi Australia yang berlangsung pada 10 September mendatang. (*)