Portura Warnai Tur Lintas Resonan 2025 dengan Formasi Musisi Lintas Generasi

2 jam, 30 menit lalu - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Lintas Resonan resmi memulai perjalanan tur perdananya pada 11 Desember 2025, dengan Borsumy Heritage, Semarang, sebagai kota pembuka. Semarang dipilih sebagai titik awal untuk menyalakan kembali semangat Meretas Batas, sebuah dorongan untuk menggali lapisan-lapisan baru dalam ekosistem kreatif Indonesia.

Melanjutkan energi yang tumbuh sejak gelaran tahun 2024, Lintas Resonan tetap teguh pada komitmennya untuk menyediakan ruang bertumbuh, saling terhubung, dan saling menguatkan bagi para pelaku kreatif lintas bidang.

Head People of the Right Project, Iksal Harizal, menegaskan bahwa gerakan ini tidak hanya berfokus pada musik.

“Lintas Resonan tidak hanya berfokus pada musik semata, tetapi juga semangat untuk bersama-sama membangun industri kreatif lintas disiplin. Ada semangat dalam program-program kami, termasuk sesi podcast yang akan membahas isu-isu esensial di setiap kota dalam konteks seni dan industri kreatif,” ujarnya.

Baca juga:

Perkenalkan Portura, Lintas Resonan 2025 Rangkul Semangat Lokal untuk Satukan Pelaku dan Penikmat Musik

Pada rangkaian tahun ini, Lintas Resonan menghadirkan sebuah kolektif musik bernama Portura—unit khusus yang disusun untuk tampil di empat kota tujuan tur.

Portura beranggotakan musisi lintas latar yang telah mengisi berbagai panggung besar Indonesia: Iga Massardi (Barasuara), John Paul Patton / Coki (Kelompok Penerbang Roket, ALI), Fathia Izzati (Reality Club), Bilal Indrajaya, Enrico Octaviano (Lomba Sihir), serta Baskara Putra (Hindia, .Feast).

Kehadiran Portura menjadi representasi nyata dari semangat eksplorasi yang menjadi roh Lintas Resonan—bukan sekadar kumpulan nama besar, melainkan pertemuan energi kreatif yang mendorong batasan musikal.

Gerakan ini juga menempatkan lokalitas sebagai denyut utama. Setiap kota yang disinggahi akan mempertemukan talenta nasional dengan musisi lokal, menciptakan dialog kreatif yang saling memperkaya. Untuk edisi Semarang, unit pop-punk Pyong Pyong turut tampil sebagai perwakilan potensi musik lokal yang sedang tumbuh.

Baca juga:

Lintas Resonan akan Kolaborasikan Musisi Bintang Tanah Air

Selain pertunjukan musik, Lintas Resonan juga menghadirkan sesi live podcast yang mempertemukan pekerja seni, pelaku industri kreatif, serta para musisi dalam diskusi terbuka.

Obrolan lintas disiplin ini menyinggung isu-isu yang mereka hadapi sehari-hari—mulai dari cara membangun dan mengelola band, menjaga integritas artistik di tengah tekanan industri, hingga merespons cepatnya perubahan lanskap kreatif hari ini.

Diskusi ini tidak hadir untuk memberikan jawaban pasti, melainkan membuka ruang refleksi baru bagi para pengisi acara maupun penontonnya.

Elemen visual pun memainkan peran penting dalam pengalaman Lintas Resonan. Visual artist Arswandaru, yang menyertai setiap kota dalam tur ini, akan menciptakan visualisasi yang menangkap energi masing-masing daerah.

Karya-karyanya tidak diposisikan sebagai pelengkap, tetapi menjadi bagian yang menyatu dengan musik, membangun pengalaman multisensori yang utuh dan imersif bagi audiens.

Lewat perjalanan ini, Lintas Resonan menghadirkan lebih dari sekadar pertunjukan. Ia menjadi ruang temu, ruang belajar, dan ruang tumbuh—sebuah gerakan yang merayakan keberagaman perspektif dan semangat untuk terus menjelajah kemungkinan baru dalam dunia kreatif Indonesia. (Far)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan