Penasaran Tahun 90-an, Anggika Bolsterli Main di Film 'Mau Jadi Apa?'

Sabtu, 18 November 2017 - Dwi Astarini

BANYAK faktor memang yang membuat seorang artis ingin bermain dalam sebuah film. Jalan cerita, karakter, dan sutradara merupakan faktor yang jadi pertimbangan. Lawan main dalam film itu juga menjadi alasan tersendiri seorang aktris ingin terlibat dalam sebuah film.

Demikian juga aktris cantik Anggika Bolsterli. Perempuan 22 tahun itu mau menjadi pemeran utama dalam film Mau Jadi Apa? yang disutradarai Soleh Solihun saat mendengar nama Soleh juga terlibat.

Anggi memerankan tokoh Fey, salah seorang kawan geng Soleh saat masih berkuliah. Film itu memang menceritakan kisah hidup Soleh saat masih berkuliah. Ceritanya pun dikemas penuh kejenakaan.

"Aku denger ini sama Soleh Solihun. Aku tahu reputasinya Soleh kan bagus," ungkap Anggi saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (18/11).

Selain faktor Soleh, ada hal lain yang membuat Anggi semakin ingin terlibat dalam film yang akan tayang serentak pada 30 November itu. Ia penasaran dengan setting waktu dalam film itu. Mau Jadi Apa? memang menghadirkan setting era 90-an.

"Penasaran juga setting-nya kan 90-an. Jadi lumanyan menarik, ini komedi 90-an. Kayaknya belum pernah lihat yang kayak gitu. Jadi aku pengen aja coba," sambungnya.

Ketika memerankan sahabat Soleh, Anggi mengaku tidak mendapatkan arahan khusus dari sang sutradara. Tidak ada deskripsi tertentu dari karakter tersebut.

"Di naskah itu enggak ada deskripsi apa pun. Cuma diceritain Fey itu blak-blakan dan dia salah satu anggota geng Soleh," ujarnya lagi.

Namun, lewat berbagai diskusi yang ia lakukan dengan sang sutradara, Monty Tiwa dan juga Soleh, ada satu hal yang Anggi coba dalami. Karakter Fey agak tomboi dan cukup atraktif. Anggi pun akhirnya mencoba menjadi lebih 'gila' untuk menjadi seorang Fey.

"Banyak diskusi sama Mas Monty, Kang Soleh, gimana mengembangkan karakter Fey menjadi lebih menarik dan lucu. Jadi ya udah, kita eksplore sisi 'gilanya'," pungkasnya.

Film Mau Jadi Apa? menceritakan kisah Soleh Solihun bersama teman-temannya dalam mencari jati diri. Gebrakan yang mereka lakukan pada masa itu ialah membuat sebuah media cetak yang bertajuk Karung Goni.(Ikh)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan