Otak Pria Terbukti Lebih Besar daripada Wanita, tapi bukan Berarti Lebih Cerdas

Minggu, 08 Oktober 2017 - Dwi Astarini

PRIA sebaiknya harus mulai berpikir seribu kali sebelum meragukan kecerdasan seorang perempuan di rumah atau kantor. Meski ukuran otak pria memang lebih besar daripada wanita, itu tidak lantas membuat kaum Adam lebih pintar dan cerdas.

Sebenarnya tidak ada hubungan kuat antara ukuran otak dan tinggi-rendahnya IQ manusia. Jika demikian, saiapakah yang lebih cerdas, pria atau perempuan?

Faktanya, pria dan perempuan punya struktur otak yang berbeda. Volume rata-rata otak laki-laki sekitar 10% lebih besar jika dibandingkan dengan otak perempuan. Perbedaan struktur otak itu membuat pria dan perempuan punya kinerja kognitif yang juga berbeda. Secara garis besar, pria memang terbukti lebih unggul daripada perempuan dalam menyelesaikan tugas visual-spasial. Contohnya, keterampilan matematika.

Selain itu, otak laki-laki memiliki lebih banyak koneksi dari depan ke belakang. Hal itu meningkatkan pemahaman nalar sehingga membuat mereka lebih awas dan terbiasa dengan apa yang terjadi di sekitar. Itulah yang membuat pria dapat lebih sigap dalam mengambil tindakan.

Laki-laki memiliki kemampuan motorik yang jauh lebih kuat ketimbang perempuan. Kemampuan itu dapat digunakan untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi yang baik antara tangan dan mata, seperti melempar bola atau memalu paku.

Namun, otak yang lebih besar tidak berarti bahwa laki-laki lebih pintar daripada otak perempuan.

Hippocampus lebih besar

Meskipun ukuran otak laki-laki lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran otak perempuan, faktanya hippocampus pada perempuan lebih besar daripada laki-laki. Hippocampus merupakan bagian otak yang menyimpan memori. itulah satu alasan perempuan bisa melihat satu masalah dari berbagai sudut pandang dan mengolah banyak informasi lebih cepat. Otak perempuan didesain untuk dapat menyerap informasi lima kali lebih cepat dariapda laki-laki.

Jika koneksi otak laki-laki lebih banyak yang tersambung dari depan ke belakang, perempuan lebih banyak memiliki sambungan dari kiri ke kanan melintasi dua bagian otak. Hal itu membuat perempuan lebih cepat menyimpulkan sesuatu daripada laki-laki. Bagian kiri otak berkaitan dengan pemikiran logis dan intuisi. Perempuan juga memiliki lebih banyak bagian gray matter di daerah hippocampus. Gray matter memengaruhi kemampuan perempuan dalam menyerap kosakata, membaca, dan menulis.

Di otak perempuan, terdapat lebih banyak koneksi saraf di daerah yang terkait dengan memori dan kognisi sosial. Tidak mengherankan jika perempuan cenderung lebih baik dalam mengingat, memahami bagaimana perasaan orang lain alias berempati, dan mengetahui cara merespons yang benar dalam segala situasi sosial.

Selain itu, otak perempuan memproduksi lebih banyak serotonin dan oksitosin. Kedua zat itu membuat mereka lebih tenang, lebih tertarik pada hubungan emosional, dan mampu mempertahankan fokus untuk jangka waktu yang lebih lama. Itulah alasan utama di balik kemampuan membuat perempuan untuk menjadi multitasking.

Lalu, siapa yang lebih cerdas: pria atau wanita?

Pada umumnya, kecerdasan seseorang dapat diukur melalui tes IQ untuk mengetahui seberapa baik kemampuan mereka dalam empat bidang, meliputi pemahaman verbal, penalaran persepsi (visual-spasial dan auditori), memori kerja (termasuk ingatan jangka pendek), dan kecepatan pemprosesan informasi/pertanyaan.

Meski demikian, Daniel Amen, MD, penulis buku Unleash the Power of the Female Brain menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan besar yang ditemukan pada hasil tes IQ pria dan wanita, terlepas dari perbedaan ukuran otak mereka. Pasalnya, seberapa cerdas seseorang kadang bukan karena orang tersebut diajarkan untuk menjadi cerdas. Kecerdasan diperoleh dengan cara mengajarkan mereka untuk menggunakan apa yang mereka punya secara efisien.

Jadi, meski mungkin ada lebih banyak populasi wanita cerdas daripada pria, tidak ada salah satu kubu yang benar-benar lebih unggul dan pintar. Keduanya memiliki kecerdasan di hal-hal yang berbeda. Namun, secara khusus memang terdapat perbedaan perkembangan otak dan kompetensi pada tugas kognitif tertentu di antara perempuan dan laki-laki.(*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan