Mahesa Lawung, Membuang Sifat Buruk Manusia
Jumat, 27 Januari 2017 -
Keraton Kasunanan Solo mengadakan wilujengan Mahesa Lawung, pada Kamis (26/1). Dalam prosesi ini, ditandai dengan penguburan Kepala Kerbau di alas Kredawahono, Gondangrejo, Karanganyar.
Sebelum dikubur, kepala kerbau tersebut dibawa ke kawasan Sitihinggil Keraton. Di sana digelar doa bersama dahulu. Setelah itu dibawa ke alas Kredowahono.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo Kanjeng Pangeran (KP) Winarno Kusumo menerangkan, wilujengan ini diadakan sudah sejak zaman Majapahit, dengan menggunakan penanggalan Jawa yang dibuat oleh Sultan Agung.
“Jadi upacara adat ini, dilaksanakan pada hari ke-100 setelah 17 Sura yang bertepatan pada Senin atau Kamis pada akhir Jumadilakhir atau Rabiulakhir kalender Jawa,” jelasnya kepada eerahputih.com.
Selain itu, menurut pria yang akrab disapa Kanjeng Win ini, ritual ini untuk membuang sifat buruk seorang manusia. Ketika disinggung simbol dari kerbau itu sendiri, Kanjeng Win menegaskan jika kerbau identik dengan hal kebodohan.
“Orang Jawa pernah bilang, Bodho longa longo koyo kebo. Makanya kepala kerbau, darah, hingga kotoran yang tak bisa dikonsumsi kita tanam, dengan harapan seorang manusia tidak boleh bodoh. Orang itu tetap harus pinter,” terangnya.
Berita ini berdasarkan laporan Raditya Erwiyanto , reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Solo dan sekitarnya.