Kembangkan Teknologi AI, Amazon Bakal Investasikan 100 Miliar Dolar AS

Selasa, 11 Februari 2025 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Mengembangkan AI seperti ChatGPT bukanlah investasi yang murah. Untuk mengembangkan teknologi itu, dibutuhkan ratusan juta hingga miliaran dolar agar bisa membangun dan melatihnya.

Namun, uang sepertinya bukan masalah bagi Amazon yang berencana mengeluarkan sejumlah dana segar untuk pengembangan AI tahun ini.

Baru-baru ini, DeepSeek menggemparkan dunia dengan biaya pengembangan AI-nya. Namun, Amazon juga ingin mengembangkan AI dan menghabiskan banyak uang.

Menurut laporan TechRadar, raksasa teknologi Amerika ini berencana menghabiskan 100 miliar dolar AS (Rp 1,6 kuadriliun) untuk AI tahun ini. Sebagai perbandingan, DeepSeek mengklaim, bahwa mereka hanya butuh beberapa juta dolar untuk melatih model R1-nya, yang bisa jadi benar atau tidak.

Baca juga:

Perusahaan Besar Korsel Ikut Blokir Akses ke DeepSeek, Hindari Ancaman Keamanan Data

Namun, AI masih merupakan bisnis yang besar dan kuat karena perusahaan seperti Google dan Microsoft, telah menghabiskan puluhan miliar dolar dalam proyeknya masing-masing.

Nama-nama besar di bidang teknologi telah siap mengadopsi AI dalam beberapa tahun terakhir, di mana Amazon sebagai salah satu yang terdepan.

Jadi, cukup mengejutkan bahwa perusahaan ini menjadi salah satu negara dengan pembelanjaan kecerdasan buatan tertinggi. Ada juga yang berpendapat, bahwa ini hanya masalah waktu saja.

CEO Amazon, Andy Jassy mengisyaratkan, bahwa merek tersebut mungkin berencana menghabiskan lebih dari 100 miliar dolar AS (Rp 1,6 kuadriliun) untuk AI pada 2025.

Baca juga:

Pencarian Google untuk 'ChatGPT' 20 Kali Lebih Tinggi Dibandingkan AI Lainnya, Gemini Tertinggal Jauh

Jadi, Alexa mungkin akan segera mendapatkan evolusi baru. Sayangnya, hanya ini informasi yang bisa didengar. Dalam berita terkait, India juga sedang mengerjakan model AI-nya sendiri untuk bersaing dengan ChatGPT dan DeepSeek.

Negara-negara tersebut juga menghadapi masalah di pasar global, karena melihat adanya ancaman dari Tiongkok. (sof)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan