Karena Cinta, Kusman Menjadi Pengrajin Wayang
Jumat, 22 Januari 2016 -
MerahPutih Budaya - Pak Wayang, begitulah sapaan akrab tetangganya kepada pria berumur 66 tahun ini. Profesinya sebagai pengrajin wayang golek menjadikannya lebih dikenal dengan panggilan "Wayang" dibandingkan nama aslinya, Kusman.
Sejak umur 11 tahun pria asal Bandung, Jawa Barat ini telah mencintai wayang. Setiap kali pertunjukan wayang diadakan, Kusman selalu berada paling depan.
"Saya kalau nonton enggak di bawah. Saya kan bandel, dulu sampai naik ke atas panggung," ucap Kusman sambil mengenang masa lalunya, Jumat (22/1).
Kecintaan Kusman terhadap wayang terutama wayang golek semakin membulatkan tekadnya. Pada tahun 2006, pria empat anak ini memutuskan untuk pensiun dini dari pekerjaannya dan menjadi pengrajin wayang golek di Depok.
Di kediamannya, Jalan Waru Jaya, Gang Musolah 3, RT 08/21, No 56, Kelurahan Mekar Jaya, Depok, Kusman merekrut beberapa karyawan untuk membuat wayang golek berbagai nama seperti Arjuna, Bima, Gatot Kaca hingga Semar.
"Waktu itu saya pertama kali ikut pameran di UI (Universitas Indonesia). Penjualannya melejit. Pameran belum kelar saya sudah habis duluan," terang Kusman
Pasar yang dipegang oleh Kusman bukan hanya Depok, beberapa daerah pun menjadi sasaran penjualannya. Bahkan beberapa pembeli membawa wayang milik Kusman hingga luar negeri.
"Di Sarinah saya ada. Sampai ada juga penjualan ke Bali. Malah waktu itu ada orang yang beli buat dibawa ke Australia," katanya kepada merahputih.com.
Harga yang diberikan Kusman pun tidak menguras kantong. Ukuran wayang buatan Kusman sangatlah detil. Untuk ukuran yang paling kecil, Kusman mematok harga sebesar Rp100.000.
Saat ini, penjualan Kusman memang terbilang sepi. Terkadang dirinya tidak mendapat pembeli selama satu bulan penuh. Namun, Kusman mengaku tidak akan mundur menjadi pengerajin Wayang. (yni)
BACA JUGA: