Kalah Kelas, Dua Wakil Ganda Putri Kandas
Kamis, 06 April 2017 -
Dua pasangan ganda putri Indonesia mendapat lawan tangguh di babak awal. Betapa tidak, dua wakil Merah Putih langsung berhadapan dengan unggulan pertama dan kedua.
Hasil undian ganda putri Malaysia Open Super Series Premier 2017 memang kurang menguntungkan untuk Indonesia.
Pertama, Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari sudah harus bertemu unggulan kedua yang juga peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen, asal Denmark.
Kedua, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi yang dihadang unggulan pertama dari Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.
Dalam laga yang berlangsung di Stadium Perpaduan, Della/Rosyita dikalahkan dua game langsung dengan skor 17-21, 13-21. Selang satu pertandingan kemudian di lapangan yang sama, giliran Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi dihadang unggulan pertama dari Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi 17-21, 22-24.
Meskipun kalah, Anggia/Ketut tampil cukup baik dan beberapa kali punya peluang untuk memenangkan pertandingan, namun lawan yang merupakan peraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini masih terlalu tangguh untuk mereka.
“Secara keseluruhan, penampilan Della/Rosyita nggak seperti biasanya, banyak error, pasif dan kurang inisiatif. Ada faktor X yang membuat Della/Rosyita tidak maksimal. Akan jadi evaluasi buat Della/Rosyita, kalau lagi tidak enak situasinya harus bagaimana cari jalan keluarnya?” jelas Eng Hian, Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI.
“Anggia/Ketut cukup bagus bisa memberikan perlawanan ke pasangan rangking satu dunia. Tetapi tetap perlu evaluasi, walaupun sudah memimpin, tapi kenapa kok bisa stuck di poin itu? Dari konsentrasinya atau apa? Saya lihat dari game pertama, kondisi mentalnya yang belum kuat, saat bisa menang, disitu ada pressure, seharusnya kan pressure bukan di mereka, tetapi di lawan,” tambahnya.
“Inilah namanya perbedaan jam terbang, lawan mainnya konsisten dan stabil. Jarang membuat kesalahan sendiri. beda dengan pasangan kita (Indonesia), error error nya masih ada, jadi lawan bisa dapat poin dari kesalahan kita,” pungkas Eng.
Sementara itu, Indonesia harus kehilangan satu wakil di tunggal putra. Tommy Sugiarto belum mampu menahan laju Son Wan Ho (Korea), ia dikalahkan dalam dua game langsung, 15-21, 15-21.