Jangan Sampai Microsleep Renggut Nyawa! Tips Mudik Aman Tanpa Sopir Pengganti
Rabu, 26 Maret 2025 -
Merahputih.com - Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, memberikan panduan penting bagi para pemudik yang harus mengemudi sendirian tanpa sopir pengganti. Ia menekankan bahwa persiapan ekstra sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan selama perjalanan mudik yang panjang.
“Berkendara jarak jauh tanpa pengganti jelas membutuhkan persiapan ekstra untuk menjaga keselamatan,” ucap Yannes, Rabu (26/3).
Salah satu poin utama yang ditekankan adalah pentingnya menjaga kondisi fisik yang prima sebelum berangkat. Tidur yang cukup, minimal 6 jam, sangat disarankan untuk menghindari kelelahan yang dapat membahayakan keselamatan pengemudi. Selain itu, manajemen waktu yang baik juga krusial, dengan istirahat setiap 2-3 jam untuk meregangkan badan dan mengembalikan fokus.
Baca juga:
Yannes juga mengingatkan untuk tidak memaksakan diri mengemudi lebih dari 8 jam sehari, terutama bagi pengemudi non-profesional. Jika merasa lelah, lebih baik berhenti di rest area untuk beristirahat sejenak.
Instruktur keselamatan berkendara, Sony Harisno, menambahkan bahwa mengemudi berjam-jam tanpa henti dapat menyebabkan microsleep, yang sangat berbahaya.
Selain itu, Yannes menyarankan untuk menjaga kecepatan stabil antara 80-100 km/jam, mematuhi rambu lalu lintas, dan menjaga jarak aman dengan kendaraan lain. Menghindari gangguan seperti penggunaan ponsel saat mengemudi juga sangat penting.
Baca juga:
Untuk menjaga stamina, sebagaimana dikutip Antara, bawalah camilan ringan dan air mineral, namun hindari makanan berat yang dapat menyebabkan kantuk.
“Terakhir, selalu waspada terhadap kondisi jalan, cuaca apalagi hujan lebat yang berpotensi membuat genangan air di jalan tol yang berbahaya bagi grip (cengkraman) ban mobil kita ke permukaan jalan dan berpotensi aqua planning,” imbuh Yannes.
Aquaplaning merupakan kondisi terbentuknya lapisan air di antara ban mobil dengan permukaan jalan. Kondisi ini pada umumnya terjadi pada musim hujan karena banyaknya genangan air yang bermunculan akibat sisa-sisa air hujan.