Jangan Asal Panggil 'Jawir', Bisa Bikin Salah Paham dan Rasis!

Selasa, 31 Desember 2024 - Hendaru Tri Hanggoro

Merahputih.com - Istilah 'jawir' mungkin terdengar akrab di telinga. Kedengarannya kayak nama band indie, tapi aslinya ini bisa jadi masalah besar.

Tahukah kamu bahwa sebutan ini bisa berkonotasi rasis?

'Jawir' itu singkatan dari Jawa Ireng, berarti Jawa hitam. Meski sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, penting untuk memahami dampak negatifnya.

Pelabelan nama seperti 'jawir' sering kali berakar dari stereotip yang membentuk opini publik. Di Indonesia, budaya memberi label dengan nada rasis masih sering terjadi, dan 'Jawir' adalah salah satu contohnya.

Rasisme di Indonesia bisa ditelusuri dari dua faktor. Pertama, chauvinisme, yaitu kebanggaan berlebihan terhadap kelompok sendiri.

Kedua, kolonialisme, yang menilai orang berdasarkan warna kulit. Dalam konteks kolonial, masyarakat kulit hitam sering dianggap belum dewasa dan layak dijadikan bahan lelucon.

Baca juga:

Bahasa Binan, Cikal Bakal Bahasa Gaul Generasi Z

Penggunaan istilah 'jawir' adalah ekspresi rasis yang tersembunyi di balik tren gaul. Meskipun terlihat sepele, maknanya merendahkan individu atau kelompok tertentu.

Istilah ini bukan baru muncul. Sudah ada sejak zaman dinosaurus, eh maksudnya, tahun 1980-an dan 1990-an. Kini, dengan adanya media sosial seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts, istilah ini semakin menyebar cepat.

Sayangnya, istilah 'jawir' sekarang tidak hanya ditujukan untuk orang Jawa, tetapi juga siapa saja yang dianggap berkulit gelap atau memiliki logat Jawa yang kental.

Istilah ini sering digunakan untuk mengejek cara bicara orang Jawa yang dianggap tidak benar dalam pelafalan berbahasa Inggris.

Logat Jawa yang medok sering kali dianggap ketinggalan zaman dan menyebalkan oleh sebagian anak muda. Padahal logat medok ngegemesin kan ya?

Jadi, penting diingat bahwa penggunaan istilah 'jawir' dapat melukai perasaan orang lain.

Yuk, lebih bijak dalam berbahasa!

Hindari penggunaan istilah 'jawir' agar tidak menyinggung teman atau orang di sekitarmu. Lebih baik, kita saling menghargai dan menciptakan lingkungan yang inklusif dan penuh respek. (Tka)

Baca juga:

Istilah 'Jawir', Dulu untuk Tunjukkan Keakraban, Sekarang untuk Utarakan Kekesalan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan