Ilmuwan Ungkap bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Bangun Piramida

Senin, 12 Agustus 2024 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Para ilmuwan mengungkapkan misteri bagaimana cara orang Mesir Kuno membangun piramida. Penelitian terbaru menunjukkan, bahwa struktur piramida yang diperkirakan berusia sekitar 4.500 tahun itu, dibangun dengan menggunakan lift yang digerakkan oleh air.

Studi tersebut juga menjelaskan, bahwa jaringan saluran yang kompleks digunakan untuk menciptakan struktur yang canggih. Orang Mesir akan menggunakan sedikit air yang tersedia untuk mengapungkan batu-batu besar ke puncak piramida.

Para ilmuwan pun menjulukinya sebagai sistem “gunung berapi”. Jadi, air akan mengalir ke poros tengah, kemudian mengangkat rakit yang membawa batu hingga mencapai puncak piramida, seperti lift blok menara atau lava yang keluar dari gunung berapi.

Mengutip The Sun, studi baru yang menjelaskan teori tenaga air itu pertama kali diterbitkan di Plos One. Penelitian tersebut berfokus pada Piramida Djoser, yang dibangun sekitar 4.500 tahun lalu.

Baca juga:

Ilmuwan NASA Temukan Kristal Kuning di Mars, Pertama Kalinya dalam 30 Tahun

Piramida Djoser dibangun sekitar 4.500 tahun lalu
Piramida Djoser dibangun sekitar 4.500 tahun lalu. Foto: Unsplash/Dmitrii Zhodzishskii
>Berbagai petunjuk pada struktur dan area sekitarnya menunjukkan, adanya "sistem pengangkat hidrolik bertenaga air terpadu".

Sebelumnya, teori mengenai bagaimana Piramida Bertingkat muncul menyatakan, bahwa orang Mesir kuno menggunakan sistem landai dan tuas untuk memberikan ketinggian pada piramida.

Namun, gagasan baru ini menunjukkan, bahwa arsitek piramida memanfaatkan kanal-kanal terdekat untuk konstruksinya. Hal itu sama seperti orang Mesir yang saat itu menggunakan kanal untuk mengairi tanaman mereka.

Para peneliti menulis: “Orang Mesir kuno terkenal karena kepeloporan dan penguasaan hidrolika melalui kanal untuk keperluan irigasi dan tongkang untuk mengangkut batu-batu besar.”

Baca juga:

Lorong Tersembunyi Ditemukan di Bawah Piramida Giza

“Pekerjaan ini membuka jalur penelitian baru: penggunaan kekuatan hidrolik untuk mendirikan bangunan besar yang dibangun oleh Firaun," tulis penelitian tersebut.

Studi itu juga mengungkapkan, bahwa orang Mesir kuno menggunakan air bertekanan untuk mengapungkan batu bangunan piramida menuju tingkat atas melalui lubang internal.

Proses ini dikenal sebagai konstruksi “gunung berapi”. Para peneliti mengatakan, mereka menemukan bukti adanya kesatuan penyaringan air dan sistem hidrolik di Piramida Bertingkat, yang memurnikan air dari kanal-kanal terdekat dan mengatur alirannya untuk penggunaan praktis.

Mereka meyakini, jika Piramida Bertingkat mungkin dibangun di hilir aliran sungai. Lalu, kawasan Gisr el-Mudir yang misterius berada di dekatnya merupakan perangkap sedimen besar dengan bendungan terbuka.

Baca juga:

Peneliti Kembangkan Jam Tangan Pintar Pemantau Kesehatan lewat Keringat

Peneliti menemukan adanya penyaringan air dan sistem hidrolik di Piramida Bertingkat
Peneliti menemukan adanya penyaringan air dan sistem hidrolik di Piramida Bertingkat. Foto: Unsplash/Siddhesh Mangela
>Para ilmuwan mengklaim, mereka menemukan potensi keberadaan danau sementara yang mengering di sebelah barat piramida.

Hal ini kemungkinan besar memenuhi “parit kering” yang mengelilingi kompleks piramida, kemudian dihubungkan dengan parit dalam yang mengalirkan air ke bawah tanah. Lalu, naik ke lubang di dalam piramida.

Penulis laporan tersebut menyimpulkan: “Kami telah menemukan kemungkinan penjelasan tentang bagaimana piramida dibangun dengan menggunakan kekuatan hidrolik.”

“Arsitektur internal Piramida Bertingkat konsisten dengan perangkat elevasi hidrolik yang belum pernah dilaporkan sebelumnya.”

Mereka berharap, dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih detail mengenai cara kerja sistem pengangkat air di Piramida. (sof)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan