Halimun Salak Bolong-Bolong, Macan Tutul Hingga Elang Jawa Terancam Punah
Kamis, 04 Desember 2025 -
MerahPutih.com - Populasi satwa endemik di kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) semakin terancam punah akibat kerusakan habitat dan ekosistem.
Satwa yang terdampak antara lain macan tutul (Panthera pardus), elang jawa (Nisaetus bartelsi), dan owa jawa (Hylobates moloch).
“Kita perlu menyelamatkan binatang itu, karena khas populasi satwa Jawa yang dilindungi,” kata Kepala Balai TNGHS, Budi Candra, saat ditemui media di Lebak, Banten, Kamis (4/12).
Baca juga:
Ratusan Lubang Tambang Ilegal Bikin Taman Nasional Halimun Salak Bolong-Bolong
Data Balai TNGHS tahun 2015 mencatat 58 individu macan tutul, tetapi hingga kini belum ada pendataan terbaru. Kamera trap masih mendeteksi keberadaan satwa dilindungi, tetapi jumlahnya menurun.
Budi menambahkan burung elang jawa hanya terlihat satu kelompok, sementara owa jawa dua kelompok. “Populasi macan tutul dan owa jawa kondisinya terus semakin berkurang,” tuturnya.
Imbas Penambangan Ilegal
Menurut Budi, penambangan emas tanpa izin (PETI) menjadi penyebab utama kerusakan hutan. Flora endemik seperti anggrek, puspa, saninten, dan rasamala juga terancam karena ditebang untuk keperluan galian.
Baca juga:
"Kerusakan ekologis ini meningkatkan risiko banjir bandang dan longsor," imbuh Kepala Balai TNGHS itu, dilansir Antara.
Saat ini, TNGHS bersama Satgas PKH dan Kementerian Kehutanan serta Pemerintah Provinsi Banten melakukan penindakan dengan menutup lubang PETI di Resor Panggarangan sebanyak 55 titik tersebar di Blok Cirotan, Cimari, dan Cisopa.
"Kami sangat mendukung adanya kolaborasi untuk melakukan penertiban PETI yang melibatkan Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH), termasuk 10 lembaga kementerian dan pemerintah daerah," tandasnya. (*)