Dari Trauma Masa Kecil Menjadi Film, 'Waluh Kukus' Segera Tayang Di Bioskop
Sabtu, 15 November 2025 -
MerahPutih.com - Falcon Pictures kembali mengadaptasi kisah nyata ke layar lebar melalui film terbaru berjudul Waluh Kukus, yang dalam waktu dekat akan tayang di bioskop. Cerita ini sebelumnya sempat viral di Twitter pada 2021.
Melalui akun Instagram resminya, @falconpictures_, rumah produksi tersebut mengumumkan bahwa proses pengerjaan film sudah resmi dimulai. Pengumuman itu disertai poster perdana yang menampilkan dua buah waluh alias labu yang saling berhadapan, masing-masing berada di bagian atas dan bawah poster.
“Masih ingat cerita Kak @ainthebooks? Siap-siap ketemu Yati di bioskop. Waluh Kukus, segera!” tulis Falcon dalam unggahan yang dipublikasikan pada Selasa (10/11).
Meski poster teaser telah dirilis, Falcon belum mengumumkan jadwal tayang maupun sinopsis resmi film tersebut.
Baca juga:
Latar Belakang: Dari Cuitan Twitter Menjadi Film
Empat tahun lalu, pengguna X @ainayeded membagikan kisah masa kecilnya yang meninggalkan trauma mendalam terhadap waluh kukus. Cuitan yang diunggah pada 18 Juli 2021 itu langsung mencuri perhatian warganet.
Dalam ceritanya, Ainay mengenang masa kecil ketika ia dipaksa menghabiskan banyak potongan waluh kukus buatan ibunya. Hidangan itu disiapkan untuk acara tadarusan di masjid. Namun, bukannya dinikmati, waluh kukus tersebut justru diejek karena dianggap tidak menarik dan tidak enak.
Waluh itu sendiri merupakan hasil jerih payah sang ibu, seorang buruh tani lepas yang membantu panen waluh. Demi membuat hidangan khusus untuk malam tadarusan, ia sengaja tidak menyentuh waluh tersebut selama dua bulan.
Baca juga:
Sosok Chairil Anwar Diangkat ke Layar Lebar lewat Film Biografi, Siap Tayang 2026
Sepulang dari masjid, Ainay membawa kembali satu ember waluh kukus yang tak dimakan jamaah. Ia menghabiskannya sendirian sambil berjalan pulang, tak jauh dari rumah tetangganya.
Ia menangis sepanjang jalan, bukan hanya karena kekenyangan, tetapi juga karena terpeleset dan jatuh ke parit. Rasa takut membuatnya terus menangis. Ia khawatir ibunya kecewa jika mengetahui bahwa hidangan itu tidak laku, sehingga ia berusaha menghilangkan jejak dengan membuang sebagian ke comberan.
Saat tiba di rumah, pakaian dan embernya penuh bercak tanah. Sang ibu mengira Ainay menangis karena terjatuh di comberan, tanpa mengetahui bahwa putrinya terluka oleh ejekan orang-orang terhadap waluh kukus buatannya. (Tka)