Prakiraan BMKG: Hujan Lebat Disertai Petir di Beberapa Kota di Indonesia Termasuk Jakarta pada Kamis, 22 Mei 2025

Kamis, 22 Mei 2025 - Frengky Aruan

MerahPutih.com - Hujan lebat disertai petir akan terjadi di bebeapa kota, termasuk Jakarta pada Kamis, 22 Mei 2025. Hal ini sesuai perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Masyarakat pun diimbau untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.

Prakirawan BMKG Apdillah juga menjelaskan bahwa beberapa kota akan diguyur hujan intensitas ringan.

"Untuk potensi hujan ringan diprakirakan terjadi di Kota Medan, Bengkulu, Bandar Lampung, Pangkal Pinang, Serang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram, Samarinda, Palangka Raya, Makassar, Mamuju, Palu, Kendari, Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, dan Jayawijaya,” katanya.

Sedangkan Tanjung Selor dan Jayapura diguyur hujan dengan intensitas sedang.

Adapun kota lain yang berpotensi turun hujan lebat disertai petir, yakni Jambi, Palembang, Bandung, Semarang, Banjarmasin, dan Merauke.

Baca juga:

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Sedang di Sejumlah Kota Besar Indonesia pada Rabu, 21 Mei 2025

Kota Banda Aceh, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Padang, Kupang, Pontianak, Gorontalo, dan Manado diprakirakan berawan tebal atau berkabut sepanjang hari, dengan suhu berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celsius.

Hujan yang hampir merata di berbagai wilayah itu dilaporkan terjadi karena dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yang kompleks.

BMKG mendeteksi adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Lampung, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku yang dapat membentuk daerah konvergensi di Laut Jawa bagian barat, Laut Sulawesi, dan Laut Arafuru.

“Kondisi ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik itu, dan gelombang laut tinggi,” kata Apdillah.

BMKG juga melaporkan adanya potensi banjir rob di wilayah pesisir Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.

Selain itu, masyarakat, khususnya nelayan dan pelaku pelayaran, diminta waspada terhadap potensi gelombang tinggi akibat kecepatan angin yang meningkat lebih dari 25 knot di perairan Samudra Hindia selatan Jawa hingga Laut Arafuru bagian selatan. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan