Bilal Indrajaya Ajak Menyelami Kenangan Manis dan Realitas Pahit Perpisahan di ‘Akhir Pekan yang Hilang’

Senin, 27 Oktober 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Setelah sukses merilis EP kedua berjudul “Dua Dunia”, musisi Bilal Indrajaya kembali memanjakan penggemar dengan meluncurkan video musik untuk lagu “Akhir Pekan yang Hilang”. Untuk proyek visual ini, Bilal berkolaborasi dengan BAD BAD NOT BAD STUDIOS demi menyajikan interpretasi visual yang mampu memperdalam makna emosional lagu.

Video musik ini digarap oleh sutradara Joan Elizabeth dan Baday, menampilkan gaya visual yang puitis dan reflektif. Dengan sinematografi yang lembut dan tenang, setiap adegan berhasil membangun atmosfer nostalgia dan kesepian.

Baca juga:

Lirik Lagu 'Akhir Pekan yang Hilang' dari Bilal Indrajaya, Ceritakan Kisah Cinta Singkat

Dua emosi tersebut memang menjadi inti dari lagu “Akhir Pekan yang Hilang”. Palet warna yang digunakan memainkan kontras visual yang kuat berpadu dengan gradasi biru keabu-abuan, menciptakan kontras visual antara hangatnya kenangan dan dinginnya kehilangan.

Kisah Visual yang Menyentuh: Cinta, Kenangan, dan Perpisahan

Dalam narasi visualnya, Joan Elizabeth menghadirkan dua karakter utama, yakni Nara (diperankan oleh Elmo Muller) dan Aruna (diperankan oleh Nadira Ayu), yang merepresentasikan perjalanan cinta dan kepahitan kehilangan. Penonton diajak mengikuti kisah hubungan mereka, dari momen kebersamaan yang indah hingga perpisahan yang menyakitkan.

Video dibuka dengan adegan Nara menatap karangan bunga kematian Aruna, yang menjadi simbol duka dan kehilangan tak terhindarkan. Sepanjang video, rangkaian kilas balik yang indah menampilkan kenangan-kenangan manis mereka, yang kini hanya tersisa sebagai memori.

Sinematografi yang halus memperkuat kesan kontemplatif, sementara tempo visual yang lambat membuat resonansi emosi terasa lebih mendalam.

Baca juga:

Cerita di Balik Kolaborasi Eva Celia dan Bilal Indrajaya untuk Lagu 'Rangga Cinta'

Pada akhirnya, video ini ditutup dengan adegan Nara yang berupaya melanjutkan hidupnya tanpa kehadiran Aruna. Adegan ini menjadi metafora yang kuat tentang penerimaan, kesendirian, dan proses berdamai dengan rasa kehilangan.

Melalui karya kolaboratif ini, Bilal Indrajaya dan timnya berhasil mempersembahkan narasi visual yang tidak hanya memperindah komposisi lagu, tetapi juga menyajikan narasi visual yang bukan hanya memperindah lagu, tetapi juga memperluas maknanya secara emosional dan artistik. (Far)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan