Berkah Natal bagi Siti  

Minggu, 25 Desember 2016 - Noer Ardiansjah

MerahPutih Indonesia – Kebahagiaan yang dirasakan umat Nasrani saat merayakan Natal di setiap gereja ternyata membawa keberkahan bagi Siti, penjual mainan anak.

Berada di bawah lembut sinar rembulan, aneka lampu warna-warni menghiasi lapak Siti di salah satu gereja yang berada di Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (24/12).

Pedagang mainan lain di GBI, Depok. (Foto: MerahPutih/Noer Ardiansjah)
Siti dengan dagangan mainan anak. (Foto: MerahPutih/Noer Ardiansjah)

Siti dengan dagangan mainan anak. (Foto: MerahPutih/Noer Ardiansjah)

“Mah, beli yang ini,” ujar salah seorang bocah kecil dengan pakaian yang serba merah kepada ibunya saat menghadiri malam perayaan Natal di Gereja Bethel Indonesia (GBI).

Setelah usai melayani bocah tersebut, Siti pun melemparkan sebuah senyuman kepada tim merahputih.com yang hendak menghampirinya. Awalnya Siti mengira, dengan kehadiran kami di lapaknya akan membeli salah satu dagangannya.

Ia sedikit tertawa. Dugaannya itulah yang membuat Siti menjadi agak salah tingkah. “Ternyata wartawan yang menghampiri saya,” kata Siti sambil tersenyum.

“Saya berdagang di sini sudah lama. Alhamdulillah, meski ini Natal tapi saya bisa merasakan keberkahannya. Gusti Allah memang Maha Pengasih. Bukan saja terhadap umat Islam, tapi dengan Nasrani,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa dengan adanya perayaan Natal, ibu tiga orang anak itu bisa mengambil sedikit keuntungan dengan menjual beberapa mainannya.

Meski tidak terlalu besar, namun bagi Siti, rezeki tersebut adalah salah satu karunia yang Tuhan berikan baginya saat Hari Natal. “Saya jualan mainan saja. Saya jualan setiap hari, tapi kalau pas Natal saya jualan di depan gereja. Saya jualan mainan di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kamboja sudah tiga tahun. Kalau tahun pertama dan kedua, Alhamdulillah banyak, tapi sekarang agak sedikit berkurang,” imbuhnya.

Berkurangnya penghasilan itu, Siti menuturkan, disebabkan oleh beberapa pedagang mainan yang sama mulai ramai di sekitar GBI. “Tahun pertama dan kedua saya buka dari jam 5 (sore) sampai jam 8 (malam) sudah bisa mendapatkan Rp600.000. Kalau sekarang, Rp400.000. Ya, bersyukur saja,” tuturnya.

Meski pendapatan berkurang, bukannya mengeluh justru hal tersebut bagi Siti merupakan keberkahan yang juga didapatkan oleh pedagang lainnya. “Banyak pedagang di sini justru menjadi lahan rezeki juga bagi yang lain. Kita hidup, kan, tidak boleh serakah,” pungkasnya.

“Besar atau kecil uang itu adalah rezeki kita. Yang terpenting, bagaimana kita bisa mensyukurinya. Dan Alhamdulillah, uang ini bisa buat anak di rumah. Bagi saya, itu sudah cukup,” tutupnya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan