Berbeda dengan Serangan Jantung, ini Fakta Henti Jantung, Penyebab Kematian Didi Kempot

Selasa, 05 Mei 2020 - Dwi Astarini

SENIMAN campur sari Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5) pagi di RS Kasih Ibu, Surakarta. Musisi yang dijuluki The Godfather of Broken Heart itu dikabarkan meninggal karena henti jantung (cardiac arrest) di usia 53 tahun.

Kematiannya yang mendadak membuat banyak Sobat Ambyar terkejut. Meskipun sama-sama merupakan kondisi jantung, henti jantung yang diidap Didi Kempot ternyata tidak sama dengan serangan jantung. Berikut beberapa fakta tentang henti jantung.

BACA JUGA: 'Godfather of Broken Heart' Tak Lagi Menggoyang Panggung


1. Bukan Serangan Jantung

heartache
Henti jantung tidak sama dengan serangan jantung. (foto: pixabay/pexels)


Seperti dilansir Heart.org, henti jantung adalah kondisi ketika jantung kehilangan fungsi secara mendadak. Kondisi ini bisa terjadi secara mendadak atau diawali simptom tertentu. Serangan jantung disebabkan penyumbatan darah ke jantung sehingga menyebabkan berhentinya aliran darah, sedangkan henti jantung terjadi karena adanya malfungsi kelistrikan di jantung.

Meskipun demikian, serangan jantung bisa memicu terjadinya henti jantung yang bisa berakibat fatal.


2. Disebabkan Ritme Jantung yang tak Normal

heart beat
Disebabkan ritme jantung yang tak normal. (foto: pixabay/JanBaby)


Hal umum yang menyebabkan terjadinya henti jantung ialah ritme jantung yang tak normal. Hal itu disebut aritmia. Ketika aritmia terjadi, jantung bisa berdetak terlampau cepat, kelewat pelan, atau bahkan berhenti sama sekali.

Ketika jantung mulai mengalami aritmia, hal itu bisa berkembang dan membuat jantung berhenti berdetak. Selain itu, kondisi tertentu, seperti jantung koroner, stres fisik, dan kelainan keturunan bisa jadi penyebab henti jantung.


3. Pembunuh Fatal

cardiac
Henti jantung bisa fatal. (foto: pixabay/geralt)

Henti jantung merupakan masalah kesehatan yang serius. Institute of Medicine mencatat setiap tahun, lebih dari setengah juta orang di Amerika Serikat mengalami henti jantung. Kondisi ini bisa menyebabkan kecacatan hingga kematian.


4. Penanganan Cepat Diperlukan

cardiac
Penanganan cepat diperlukan. (foto: pixabay/hermesmanuel)

Bagi mereka yang merasakan tanda-tanda atau punya risiko mengalami henti jantung, amat diasarankan untuk mencari bantuan medis. Mengingat betapa fatalnya kondisi ini, respons dan perawatan segera dan cepat dalam hitungan menit bisa menyelamatkan nyawa.

Pertolongan pertama saat henti jantung terjadi ialah pemberian resusitasi jantung paru (CPR). Selain itu, paramedis yang menolong akan memberikan defibrilasi untuk mengembalikan ritme jantung ke normal.(dwi)

BACA JUGA: Didi Kempot Masuk RS Kasih Ibu Kondisi Tak Sadar Pukul 07.25, Meninggal 07.45

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan