5 Fakta Menarik Anthem Natal 'All I Want For Christmas is You' Milik Mariah Carey

Jumat, 25 Desember 2020 - Dwi Astarini

SEJAK 1994, Mariah Carey sudah mengetahui hadiah apa yang dia inginkan untuk Natal: dirimu. Meski sudah 26 tahun berlalu, rasanya Natal belum tiba kalau lagu All I Want for Christmas Is You belum diputar.

Setiap tahun, lagu hit milik Carey itu jadi penanda tak tertulis bahwa liburan telah tiba. Tak ayal, lagu itu jadi anthem global menjelang Hari Raya Natal. Tahukah kamu, ada 5 fakta dan cerita menarik terkait lagu itu.

BACA JUGA:

New Year's Eve, Persembahan Manis dari Ardhito Pramono di Akhir Tahun

1. Mencetak berbagai sejarah

mariah carey
Berkat lagu ini, Carey pecahkan sejumlah rekor luar biasa. (Foto Instagram@mariahcarey)


Setiap memasuki musim liburan, All I Want for Christmas Is You selalu masuk tangga lagu sejak dirilis 26 tahun lalu. Artinya, tahun ini menandai dekade keempat berturut-turut lagu tersebut memuncaki nomor satu. Sesuatu yang belum pernah dilakukan lagu lain. Selain itu, berkat lagu ini, Carey mendapatkan tiga Guinness World Records.

Tidak hanya itu, pada Natal 2018, lagu ini memecahkan rekor satu hari Spotify dengan 10,82 juta pemutaran hanya dalam waktu 24 jam. Walaupun dikalahkan lagu I Don't Care milik Ed Sheeran dan Justin Bieber, Carey membalasnya setahun kemudian. Pada Natal 2019, All I Want for Christmas Is You kembali merebut singgasana dengan diputar lebih dari 12 juta streaming dalam waktu sehari. Apakah tahun ini Mariah Carey akan kembali memecahkan rekor baru?

2. Ditulis hanya dalam 15 menit

mariah carey
Mariah Carey dan Walter Afanasieff menulis lagunya hanya dalam waktu 15 menit. (Foto Instagram@mariahcarey)


Mungkin tidak ada yang menyangka kalau lagu legendaris ini ternyata ditulis dalam waktu yang sangat cepat yaitu 15 menit saja. Carey bertugas sebagai co-writer dan bekerja sama dengan penulis lagu veteran Walter Afanasieff.

Kabarnya, kecepatan penulisan inilah yang menjadi kunci dari kesuksesan lagu tersebut. "Ini jelas bukan Swan Lake. Namun, itulah alasan mengapa (lagu) ini populer, karena sangat simpel dan cocok," terang Afanasieff. Terkadang tidak berusaha terlalu keras justru dapat melahirkan sebuah masterpiece ya.

3. Tadinya tidak ingin direkam

mariah carey
Tadinya lagu dan album Natal ini tidak ingin direkam dan hanya berisi lagu cover. (Foto Instagram@mariahcarey)


Setelah melihat rekor demi rekor yang sudah dicapai, pasti kamu enggak menyangka kalau tadinya Carey enggak ingin merekam lagu ini atau lagu apa pun di album Natal itu. Bahkan, mengutip Cosmopolitan, musisi itu hanya akan meng-cover lagu Natal.

Menurut mini dokumenter Amazon Music mengenai lagu tersebut, label rekaman awalnya mengira album itu hanya akan menjadi cover. Untungnya, Carey terisnpirasi semangat Natal dan memilih untuk menulis lagu hitnya ini.

4. Sangat populer dan menguntungkan

mariah carey
Lagu ini sangat populer dan memberi banyak keuntungan buat Mariah Carey. (Foto Instagram@mariahcarey)


Berdasarkan data, lagu ini tidak hanya terkenal di Amerika, tapi juga jadi hit di seluruh dunia. All I Want for Christmas Is You memuncaki tangga lagu di Hungaria, nomor dua di Australia, Jepang, Belanda, Norwegia, dan Inggris. Tak lupa masuk 10 besar di sejumlah negara lain.

Dengan penjualan global lebih dari 14 juta kopi, lagu itu mendapat predikat sebagai kesuksesan internasional terbesar serta single terlaris ke-11 sepanjang masa. Uang yang didapatkan Carey dengan lagu tersebut enggak main-main. Pada 2017 saja, musisi berumur 50 tahun itu mendapatkan royalti sebesar US$60 juta (Rp851 miliar). Itu tiga tahun lalu, bagaimana dengan sekarang?

5. Bukan direkam saat Natal

Walaupun bertema Natal lengkap dengan properti salju, pohon Natal, Sinterklas, perapian, dan kado, ternyata video musiknya tidak direkam saat Natal. Selama ini kita telah dibohongi karena lagu Natal klasik ini direkam di Agustus, saat cuaca sedang panas-panasnya.

Namun, itu tidak menghentikan sang diva untuk total dalam pembuatan videonya. Mereka membawa pohon Natal dan lampu ke studio untuk membuat kru bersemangat. "Bahkan ada pembicaraan tentang membawa salju pada satu titik, tapi kami tidak setuju," tutur Afanasieff. (Sam)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan