Tragedi Lumpur Lapindo yang Belum Habis

MESKIPUN saat ini lokasi lumpur panas lapindo jadi daya tarik wisatawan domestik, namun lokasi ini merupakan titik dari tragedi yang dikenal masyarakat sebagai Lumpur Lapindo. Tercatat sejak tanggal 29 Mei 2006 lumpur panas mulai menyembur dari lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo dan Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Dahsyatnya semburan lumpur itu kemudian 'memakan' permukiman, pertanian, dan industri di kawasan itu. Bahkan mampu memengaruhi pergerakan ekonomi yang ada di Jawa Timur. Konon peristiwa ini menimbulkan kerugian sekitar Rp45 triliun.

Baca Juga:

Karya Pramoedya Ananta Toer akan Selalu Dikenang

Titik semburan lumpur ini hanya sekitar150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP) yang merupakan sumur eksplorasi gas yang dimiliki oleh Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Menurut laman Wikipedia, Lapindo Brantas menyebutkan ada dua teori semburan lumpur ini. Pertama berhubungan dengan kesalahan prosedur dalam kegiatan pengeboran. Yang kedua adalah semburan yang terjadi kebetulan bersamaan dengan pengeboran yang sebabnya belum diketahui.

Dampak lumpur ini menenggelamkan 16 desa di kecamatan Porong, Jabon dan Tanggulangin. Kemudian 30 pabrik terpaksa menutup kegiatannya dan membuat ribuan tenaga kerja kehilangan mata pencahariannya. Sarana pendidikan juga terdampak lumpur termasuk Koramil Porong dan kantor Kelurahan Jatirejo. Tercatat kerusakan lainnya hingga Agustus 2006 meliputi lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring. Kemudian lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon. Lalu 1.605 unggas, 30 kambing, 2 sapi dan 7 kijang. (psr0

Baca Juga:

Fakta Menarik Penyanyi Anggun C. Sasmi