Segera Hadir, Kain Antinyamuk


Kain antinyamuk dikembangkan menggunakan model komputasi analisis perilaku menggigit Aedes aegypti. (healthline.com)
ADA 200 nyamuk lapar di ruang yang terbuat dari plexiglass. Para sukarelawan setuju untuk duduk sehingga para ilmuwan dapat menguji kain tahan serangga baru mereka untuk melihat apakah individu yang memakainya terkena gigitan nyamuk.
Nyamuk yang hidup dan bebas penyakit itu sudah kelaparan semalaman, tapi mereka tidak menggigit. Demikian lapor peneliti yang dipimpin penulis senior R Michael Roe, dari College of Agriculture and Life Sciences di North Carolina State University di Raleigh, Amerika Serikat.3
BACA JUGA:
Pakaian tersebut terdiri dari pakaian dalam lapisan dasar yang terbuat dari kain yang baru dikembangkan yang dikenakan di bawah kemeja tempur yang dirancang untuk digunakan anggota militer. Pakaian pengusir nyamuk itu bekerja tanpa insektisida kimia. Demikian menurut penemunya.

Di dalam kandang, setiap sukarelawan berdiri selama 10 menit dan kemudian, untuk menguji apakah pakaian tahan gigitan akan terpengaruh ketika kain diregangkan atau ketika jarak antara kulit dan kain bervariasi, setiap relawan duduk di bangku selama 10 menit dengan lutut ditekuk. Semua mengenakan kerudung peternak lebah selain pakaian tahan gigitan. Tidak ada bagian kulit yang terbuka, tapi nyamuk tetap dapat menggigit melalui beberapa lapisan kain tipis atau pakaian dengan tenunan besar.
Mengusir Nyamuk Pembawa Virus

Untuk mengembangkan kain tahan gigitan, para ilmuwan menggunakan model komputasi yang menganalisis perilaku menggigit Aedes aegypti. Nyamuk pembawa virus dapat menularkan penyakit seperti Zika, demam berdarah, dan demam kuning ke manusia.
Secara khusus, mereka memeriksa dimensi kepala, antena dan mulut nyamuk, serta mekanisme yang digunakannya untuk menggigit. Kemudian, mereka menyesuaikan sifat spesifik dari kain mereka, seperti ketebalan dan ukuran pori, sehingga bisa mencegah gigitan.
BACA JUGA:
Satu kain uji tebalnya kurang dari 1 mm dengan ukuran pori yang cukup kecil untuk mencegah penetrasi belalai nyamuk yang menembus kulit. Kain uji kedua memiliki pori-pori berukuran sedang yang mencegah kepala nyamuk mencapai kulit. Dan kain ketiga memiliki pori-pori yang lebih besar tetapi ketebalan yang cukup untuk mencegah nyamuk mencapai kulit.
Tiga kain yang mereka buat juga bisa efektif melawan spesies nyamuk lain dengan biologi dan perilaku menggigit yang serupa, demikian yang disarankan tim. Ketiganya memberikan ketahanan gigitan lebih dari kain yang telah diberi permetrin, penolak serangga.

Pakaian bebas insektisida ini juga dapat mengurangi kekhawatiran orang tentang potensi efek kesehatan dari mengenakan pakaian yang diolah secara kimia. Namun, para peneliti mengakui, penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menilai keamanan dan mengembangkan pakaian nyaman yang dapat dipakai dalam berbagai kondisi cuaca.(aru)
BACA JUGA:
Tak Ditemukan Nyamuk Seekorpun di Desa Ini Dalam 100 Tahun Terakhir, Kok Bisa?
Bagikan
Berita Terkait
Bocoran Warna Xiaomi 17 Series Terungkap, Segera Meluncur 25 September

iPhone Air Lebih Awet dari Samsung Galaxy S25 Edge, Bisa Bertahan hingga 9 Jam!

Xiaomi 17 Series Meluncur 25 September, Bawa Chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5

Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih

Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia
