Jumlah Tenaga Ahli Kurang, Keamanan Siber Rentan

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Jumat, 20 Mei 2022
Jumlah Tenaga Ahli Kurang, Keamanan Siber Rentan

Jumlah tenaga ahli keamanan siber perempuan sangat rendah. (FOTO: Pexels/mentatgt)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DI era digitalisasi, keamanan siber menjadi hal utama demi pengalaman berselancar yang sehat. Namun dalam perjalanannya, keamanan siber terus-menerus menghadapi sejumlah tantangan dan kendala. Salah satunya ialah kesenjangan antartenaga ahli.

Menurut laporan ISC2 dalam 2021 Cyber Workforce Report, tenaga kerja bidang keamanan siber global perlu bertambah sebesar 65 persen agar dapat dengan efektif menjaga aset penting organisasi. Meskipun jumlah tenaga profesional yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan menurun dari 3,12 juta menjadi 2,72 juta setahun belakangan, angka itu masih jadi kekosongan yang signifikan, yang membuat organisasi-organisasi menjadi rentan.

BACA JUGA:

Kebutuhan Talenta Meningkat Seiring Perkembangan Modern

keamanan
Keamanan siber. (FOTO: Pexels/Pixabay)

Secara global, 7 dari 10 pemimpin organisasi melihat perekrutan tenaga kerja perempuan dan lulusan baru sebagai hambatan paling tinggi. Sebanyak 61 persen mengatakan mempekerjakan warga minoritas selama ini menemui tantangan. Organisasi ingin membangun tim yang lebih mampu dan beragam dengan 89 persen perusahaan global memiliki tujuan keberagaman pekerja yang eksplisit sebagai bagian dari strategi perekrutan berdasarkan hasil laporan. Laporan ini juga menunjukkan 75 persen organisasi memiliki struktur formal untuk merekrut secara khusus lebih banyak tenaga kerja perempuan, dan 59 persen organisasi memiliki strategi untuk mempekerjakan warga minoritas. Selain itu, 51 persen organisasi memiliki program untuk mempekerjakan para veteran.

Kekurangan keahlian keamanan siber harus segera ditangani agar tidak terjadi pelanggaran keamanan dan berlanjut pada kerugian finansial. Laporan Fortinet menunjukkan banyaknya risiko akibat dari kesenjangan keahlian keamanan siber. Risiko paling nyata terlihat dari 10 organisasi yang disurvei, 8 organisasi mengalami pelanggaran data setidaknya satu kali. Hal itu mereka akui terkait dengan isu kurangnya keahlian atau kesadaran keamanan siber. Survei juga menunjukkan, secara global, sebanyak 64 persen organisasi mengalami pelanggaran data yang berakibat pada kerugian pendapatan, biaya dan/atau denda pemulihan.

cyber security
Keamanan siber menjadi prioritas di level dewan. (foto: pexels/cottonbro)



Dengan meningkatnya beban kerugian akibat pelanggaran data di segi keuntungan dan reputasi organisasi, keamanan siber menjadi prioritas di level dewan. Secara global, 88 persen dari organisasi-organisasi yang memiliki dewan direksi melaporkan bahwa dewan menanyakan secara mendetail tentang keamanan siber. Sebanyak 76 persen organisasi memiliki dewan direksi yang merekomendasikan penaikan jumlah tenaga kerja di bidang IT dan keamanan siber.

Selain menghargai sertifikasi, 87 persen organisasi telah menerapkan program pelatihan untuk meningkatkan kesadaran siber. Namun, 52 persen dari para pemimpin perusahaan meyakini bahwa pekerja mereka masih kurang memiliki pengetahuan yang diperlukan, yang membuat keefektifan program kesadaran keamanan yang ada saat ini dipertanyakan.

Tantangan lain yang signifikan bagi organisasi selama ini ialah menemukan dan mempertahankan pekerja yang tepat untuk mengisi posisi keamanan yang penting dari spesialis keamanan cloud hingga analis SOC. Laporan menemukan bahwa 60 persen pemimpin mengakui bahwa organisasi mereka berjuang keras melakukan perekrutan dan 52 persen mengalami kesulitan mempertahankan tenaga ahli.(Avia)

#Teknologi #Media Siber #Serangan Siber #Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Fun
Bocoran Warna Xiaomi 17 Series Terungkap, Segera Meluncur 25 September
Bocoran warna Xiaomi 17 Series kini terungkap. HP ini bakal segera meluncur 25 September 2025 mendatang.
Soffi Amira - 11 menit lalu
Bocoran Warna Xiaomi 17 Series Terungkap, Segera Meluncur 25 September
Fun
iPhone Air Lebih Awet dari Samsung Galaxy S25 Edge, Bisa Bertahan hingga 9 Jam!
iPhone Air lebih irit dibanding Samsung Galaxy S25 Edge. Menurut pengujian XEETECHCARE, iPhone Air bisa bertahan hingga 9 jam.
Soffi Amira - Senin, 22 September 2025
iPhone Air Lebih Awet dari Samsung Galaxy S25 Edge, Bisa Bertahan hingga 9 Jam!
Fun
Xiaomi 17 Series Meluncur 25 September, Bawa Chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5
Xiaomi 17 Series akan meluncur 25 September 2025 di Tiongkok. Ponsel tersebut akan membawa chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5.
Soffi Amira - Senin, 22 September 2025
Xiaomi 17 Series Meluncur 25 September, Bawa Chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5
Fun
Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam
Spesifikasi OPPO Find X9 kini sudah bocor. Ponsel tersebut bahkan muncul di database NDB Vietnam. Berikut adalah spesifikasinya.
Soffi Amira - Jumat, 19 September 2025
Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam
Fun
iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?
iPhone 18 Pro kabarnya akan menggunakan desain semi-transparan. Nantinya, pengguna bisa melihat bagian dalam HP tersebut.
Soffi Amira - Jumat, 19 September 2025
iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?
Fun
Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop
Vivo X300 bakal jadi pesaing iPhone 17. HP ini menghadirkan fitur yang mirip AirDrop. Lalu, apa saja yang akan dibawa HP ini?
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop
Fun
Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan
Casing Samsung Galaxy S26 Ultra bocor. Hal itu pun menimbulkan pertanyaan soal desainnya.
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan
Lifestyle
Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan
Data yang dicuri mencakup nama, alamat e-mail, nomor telepon, alamat rumah, serta total jumlah belanja di toko-toko mewah tersebut di seluruh dunia.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan
Lifestyle
Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih
AI hadir bukan untuk menggantikan manusia, melainkan menjadi alat bantu yang membuat pekerjaan lebih efisien.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih
Lifestyle
Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia
Manusia menjadi pilot yang pegang kendali.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia
Bagikan