Regulasi Baru Mesin F1 Mulai 2026 untuk Nol Karbon


F1 ingin hadirkan olahraga yang lebih ramah lingkungan. (Formula 1)
FEDERASI Otomotif Internasional (FIA) memfinalisasi berbagai aturan baru untuk gelaran Formula 1 tahun 2026 mendatang. Regulasi baru itu meliputi aturan mesin, yang sesuai dengan misi mencapai nol karbon pada 2030, ungkap Motorsport, Rabu (17/8).
Sejatinya aturan sudah disepakati beberapa pekan lalu, namun terhambat karena menunggu pengesahan akhir. Keterlambatan dipicu oleh presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem. Namun, Dewan Motor Sport Dunia (WMSC) akhirnya memberi persetujuan, Selasa (16/8/2022).
“FIA melanjutkan untuk mendorong adanya inovasi dan keberlanjutan, terhadap seluruh portofolio motorsport secara keseluruhan, dari Regulasi Power Unit (PU) Formula 1 2026 adalah contoh paling terkenal dari misi itu,” ujar Sulayem.
Pengenalan teknologi PU canggih bersama dengan bahan bakar sintetis yang berkelanjutan sejalan dengan target FIA untuk memberikan manfaat bagi pengguna mobil jalanan dan memenuhi tujuan nol karbon bersih pada 2030.
Baca juga:
Formula 1 Uji Coba Sprint Qualifying

“Formula 1 saat ini menikmati pertumbuhan yang luar biasa. Kami yakin regulasi ini akan membangun kegembiraan yang dihasilkan dari perubahan pada 2022," lanjutnya.
Riset panjang dan pengembangan yang dilakukan FIA bersama pabrikan sejumlah power unit yang sudah eksis dan berminat masuk berbuah empat ‘pilar kunci’. Tujuannya untuk menjaga unsur hiburan sekaligus menjalankan misi dukungan terhadap pelestarian lingkungan.
Spesifikasi mesin pembakaran internal 1.600 cc V6 dengan rasio bahan bakar dikurangi akan tetap digunakan. Motor Generator Unit-Heat yang rumit dan mahal akan dihilangkan. Disinyalir ini berdasarkan permintaan Porsche dan Audi, yang minat terjun ke F1.
Misi ‘kelestarian lingkungan’ membuat F1 akan beralih sepenuhnya pada bahan bakar berkelanjutan. Tentunya sembari meningkatkan penggunaan tenaga listrik dari powertrain hibrida hingga 50 persen, setara dengan 350 kW.
Baca juga:
Formule E vs Formula 1, Begini Bedanya

Kemudian, FIA juga menetapkan aturan baru terkait batas anggaran untuk powertrain yang bisa digelontorkan tiap tim atau pabrikan. Langkah itu dilakukan untuk mendukung ketahanan finansial, dan mewujudkan ekosistem olahraga dan ekonomi yang besar.
Sepanjang 2022-2025, tiap tim F1 hanya boleh mengeluarkan maksimal USD 95 juta (Rp 1,4 triliun). Pada 2026 mendatang, nilai batas anggaran itu akan naik menjadi USD 130 juta (Rp 1,9 triliun). Biaya itu sudah termasuk untuk pembuatan power unit dan komponen.
Regulasi baru terkait power unit itu nampaknya membuka jalan masuk bagi Porsche ke F1. Namun, kepala tim Red Bull Racing, Christian Horner, menegaskan bahwa kemitraan mereka dengan Porsche masih membutuhkan waktu dan proses panjang.
Saat ini dokumen menunjukkan bahwa saham Red Bull sudah diakuisisi 50 persen oleh Porsche. Timbul spekulasi bahwa akan ada kemitraan baru dalam pengembangan power train untuk Red Bull Racing di masa mendatang. (waf)
Baca juga:
Dokumenter Formula 1 'Drive to Survive' Season 4 Telah Rilis di Netflix
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Mosride dan Modifikasi Jadi Sorotan di Indonesia Motorcycle Show 2025

IMOS 2025 Siap jadi Tempat Bertemunya Teknologi dan Seni, Hadirkan Motor Tercanggih dan Kompetisi Modifikasi Paling Kreatif

Suzuki XL7 Alpha Kuro Resmi Meluncur, Tampil Makin Gagah dengan Aksen Hitam

Asyik! Beli Pelumas Motor Matic Bisa Langsung Dapat Hadiah Pulsa

FIA Resmi Rilis Kalender Balap F1 untuk Musim 2026, GP Australia Masih Jadi Seri Pembuka

Meriahkan IMOS 2025, FIFGROUP Hadirkan Promo hingga Kontes Berhadiah Motor

Presiden Trump Setuju Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang dari 27,5% Jadi 15%

Paling Dipercaya Konsumen, Oli Buatan Lokal Dominasi Top Brand Award 2025

Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
