Peranti Saji Kuliner Khas Negeri Aing


Indonesia punya alat saji tradisional yang unik. (foto: Instagram @myonearth)
PERANTI saji makanan umumnya terbuat dari plastik atau keramik. Bahan lain seperti melamin juga kerap digunakan. Peranti keramik terlihat mewah, tapi mudah pecah. Berbeda dengan plastik atau melamin yang lebih tahan banting. Tidak mengehrankan jika peranti plastik atau melamin kerap kita jumpai saat kulineran di kaki lima di negeri aing.
Padahal nih, selain tiga jenis peranti saji tersebut, negeri aing punya alat saji makanan tradisional yang tak kalah unik. Wadah makanan tradisional biasanya terbuat dari bahan-bahan alami, seperti bambu ataupun kayu. Selain terlihat alami, wadah saji tradisional memberi aroma khas pada makanan.
BACA JUGA:
Anggur Merah Campur Soda dan Susu Kental Manis, Berbahayakah?
1. Wadah dari anyaman bambu

Sesuai namanya, wadah anyaman bambu ini terbuat dari bambu yang dianyam sampai berbentuk seperti wadah dengan berbagai bentuk dan fungsi. Anyaman bambu berbentuk persegi sedang lebih sering disebut besek dan biasa digunakan untuk wadah nasi berkat, nasi gudeg, atau pembungkus oleh-oleh daerah, seperti getuk goreng dan tahu aci khas Tegal.
Ada juga wadah anyaman bambu berbentuk silinder tinggi yang biasa digunakan untuk wadah peuyeum khas Jawa Barat, bentuk bulat pipih untuk alas nasi kuning tumpeng, sampai anyaman bambu berbentuk seperti bakul nasi.
Wadah anyaman bambu akan membuat makanan lebih tahan lama, karena celah udaranya hanya sedikit. Sayangnya, wadah ini cepat rusak, rentan basah, dan menyerap air.
2. Wadah gerabah

Wadah gerabah merupakan wadah tradisional yang terbuat dari tanah liat yang sudah dibakar agar kuat. Ada banyak jenis Wadah gerabah, seperti mangkuk, piring, kuali, cangkir, teko, dan kendi. Bentuk wadah gerabah biasanya cenderung bulat dan cekung. Kuali gerabah banyak digunakan untuk memasak soto, sehingga sebutannya lebih populer dengan soto kuali. Ada juga yang digunakan untuk wadah es dawet/cendol.
Karena terbuat dari gerabah, wadah ini cenderung lebih kuat dan tahan lama. Namun, wadah ini gampang lembap karena menyerap air, sehingga harus dijemur setelah dicuci hingga benar-benar kering.
3. Wadah enamel

Versi lama wadah enamel terbuat dari bahan kaleng berlapis enamel. Namun, sekarang sudah banyak alat yang berbahan besi atau aluminium yang juga berlapis enamel. Bentuk wadah enamel ini sangat bervariasi, mulai piring, mangkuk, gelas, wadah nasi, sampai alat masak.
Wadah enamel tahan lama, warna dan motifnya pun cantik. Meskipun demikian, wadah enamel rentan terkelupas dan berkarat jika tergores, sehingga zat kimia tanpa sadar bisa terikut dalam makanan.
4. Wadah tempurung kelapa

Wadah dari tempurung kelapa umumnya berbentuk mangkok dan biasa digunakan untuk menyajikan makanan berkuah, seperti soto, bakso, hingga minuman khas tradisional. Tak hanya itu, tempurung kelapa juga bisa dibuat menjadi sendok dan garpu yang cantik. Biasanya, tempurung kelapa yang digunakan untuk menyajikan makanan sudah diamplas dan diproses sedemikian rupa agar teksturnya lebih halus dan tidak tajam saat digunakan.
Sayangnya, wadah tempurung kelapa mudah pecah jika terjatuh, sehingga harus benar-benar diperhatikan penggunaannya.
5. Daun pisang

Berbeda dengan wadah lainnya, daun pisang lebih berfungsi sebagai alas makanan. Daun pisang murah, aman, wangi, dan bisa mempercantik tampilan makanan.
Selain daun pisang, ada juga daun lain yang digunakan untuk alas atau pembungkus makanan, seperti daun jati, daun mangkuk, daun kelapa, daun ganyong, dan daun bambu.
6. Wadah kayu

Kamu mungkin masih jarang menemukan wadah saji atau makanan berbahan dasar kayu di pasaran. Biasanya wadah kayu dijual terbatas untuk permintaan atau digunakan hanya untuk suvenir dan hasil kerajinan (craft).
Wadah kayu aman dan sangat kuat, tapi harganya kurang bersahabat karena bergantung dari kualitas kayu yang digunakan. Kayu haruslah jenis kayu keras yang kokoh dan tidak mudah menyerap air agar awet serta tidak mudah berjamur.(dwi)