Penelitian: Sensor Kesehatan dari Rumput Laut Lebih Sensitif
Sensor berkelanjutan ini bekerja lebih baik daripada monitor kesehatan elektronik standar karena lebih sensitif. (Pexels/Lachlan Ross)
SEBUAH penelitian mengungkapkan ditemukan sensor kesehatan biodegradable baru yang mengandung rumput laut yang dapat mengubah industri teknologi pemantauan kebugaran.
Para peneliti dari University of Sussex menggunakan rumput laut, air, garam batu, dan graphene untuk mengembangkan sensor kesehatan jenis baru.
Baca Juga:
Elemen alami dari sensor biodegradable baru ini menjadikannya sebagai alternatif yang berkelanjutan ketimbang perangkat karet dan plastik tradisional. Sensor baru ini juga diklasifikasikan sebagai benda yang dapat dimakan, artinya perangkat tersebut aman untuk dikonsumsi, kata para peneliti.
Menurut para akademisi, sensor berkelanjutan ini bekerja lebih baik daripada monitor kesehatan elektronik standar karena lebih sensitif. Peneliti utama dari penelitian, Dr Conor Boland mengembangkan sensor tersebut karena terinspirasidari menonton program TV MasterChef.
“Rumput laut, ketika digunakan untuk menebalkan makanan penutup memberikan struktur yang lembut dan kenyal yang disukai oleh vegan dan vegetarian sebagai alternatif dari gelatin. Itu membuat saya berpikir bagaimana jika kita bisa melakukannya dengan teknologi penginderaan,” ungkap Boland.
Dengan mencampurkan rumput laut dan graphene bersama-sama, para peneliti mampu menghasilkan film konduktif listrik yang nantinya dapat menyerap air saat direndam dalam bak garam, menciptakan hidrogel yang kenyal, lembut, dan konduktif secara elektrik.
Baca Juga:
Sensor biodegradable ini digambarkan seperti 'kulit kedua' dan terlihat seperti tato temporer. Sensor ini mudah digunakan, aman, ringan dan berkelanjutan, kata para peneliti.
Direktur Inovasi dan Kemitraan Bisnis di University of Sussex, Dr Sue Baxter, mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi masa depan planet ini melalui penelitian, keahlian, dan inovasi yang berkelanjutan.
“Apa yang sangat menarik tentang perkembangan dari penelitian Boland dan timnya ini adalah bahwa ia berhasil membuat bahan alternatif sintetik yang benar-benar berkelanjutan, terjangkau, efektif dan berkinerja tinggi sekaligus,” kata Baxter.
Baxter juga mengatakan bahwa ilmuwan Sussex telah menciptakan perangkat yang memiliki potensi nyata untuk pengembangan industri dan menjadi produk yang dapat dimanfaatkan dalam waktu dalam relatif dekat.(ahs)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil
Render Samsung Galaxy S26 Plus Bocor, Pakai Chipset Exynos atau Snapdragon?
Geekbench Bocorkan Chipset OPPO Reno 15, Sama seperti Reno 15 Pro!
Samsung Galaxy S27 Ultra Mau Bawa Fitur Polar ID, Siap Saingi Face ID Apple
Bocoran Spesifikasi OPPO Reno 15: Bawa Layar 6,32 Inci dan Baterai 6.200mAh
Bocoran Xiaomi 17 Ultra: Bawa Teknologi LOFIC dan Kamera Telefoto Periskop Baru
Samsung Galaxy S26 dan S26 Plus Bakal Bawa Kamera Telefoto 12MP
OPPO Reno 15 Hadir dalam 3 Warna, Segera Meluncur 17 November 2025!
iPhone 11 vs iPhone XR: Mana yang Masih Layak Dibeli di 2025?