Pentingnya Patch Keamanan pada Ponsel Android, Jangan Abaikan
Sebagian besar ponsel Android rentan peretasan. (Foto: Pixabay/andrekheren)
PADA bulan September 2022 nanti, hampir sepertiga ponsel Android akan menjalankan sistem operasi yang tidak mendapat dukungan dari Google lagi. Dampaknya, ponsel tersebut sangat rentan dibobol peretas. Kabar tersebut berdasarkan dari hasil laporan perusahaan antivirus Bitdefender yang diterbitkan baru-baru ini.
Seperti yang dikutip dari laman Gizchina, Bitdefender mengungkap bahwa ponsel Android menempati sekitar 70 persen dari pasar,. Tapi banyak dari perangkat Android rentan akan risiko keamanan, karena Google tidak lagi memberi dukungan.
Baca Juga:
Dengkuran Pengguna Android akan Dipantau Google, Ini Tujuannya
Banyak ponsel Android yang masih berjalan di sistem operasi versi lama. Tentunya, tanpa patch keamanan, bisa menjadi pintu masuk bagi para peretas.
Sayangnya masih banyak pengguna Android yang mengabaikan pentingnya patch keamanan. Celakanya mereka terus menggunakan perangkat yang rentan selama bertahun tahun, setelah dinyatakan usang oleh pabrikan ponsel.
"Kami masih menemukan perangkat yang menjalankan versi Android yang dirilis satu dekade lalu, dan mereka jauh lebih populer daripada yang kamu kira," jelas pihak Bitdefender.
Untuk membuktikan klaimnya, perusahaan Bitdefender memeriksa ponsel yang memakai aplikasi Bitdefender. Seperti yang sudah diduga, ada sejumlah besar perangkat yang belum ditingkatkan ke Android 12 atau Android 11.
Sistem operasi Android 12 mewakili 36,47 persen dari ponsel pintar yang diperhitungkan dalam penelitian ini. Sementara Android 11 berjalan di 29,15 persen perangkat, dan android 10 masih dijalankan di 15,03 persen perangkat.
Baca Juga:
Android 13 Tawarkan Pengalaman Gaming yang Lebih Baik?
Versi Android lama itu tidak akan lagi mendapat dukungan dari Google mulai September 2022, disaat Android 13 akan tersedia dalam versi final dan stabil. Jadi, 35 persen Android yang digunakan di seluruh dunia tidak akan lagi mendapat patch keamanan. Jelas ini berarti membuka gerbang para peretas untuk meretas perangkat.
Meskipun tanpa memperhitungkan jumlah pemakai Android 10 yang masih cukup besar. Maka apabila dihitung terdapat 20 persen perangkat yang rentan diretas.
Bitdefender merekomendasikan untuk mempertimbangkan periode dukungan keamanan ketika membeli perangkat baru. Perusahaan tersebut juga menyarankan, untuk menghindari ponsel dengan perangkat lunak yang tidak memadai.
"Kapan pun kerentanan baru muncul, saran pertama selalu sama, apa pun platformnya: terapkan patch keamanan terbaru sesegera mungkin," jelas Bitdefender. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Anti Mainstream! Huawei Mate 80 Bakal Hadir dengan RAM 20GB, Rilis Akhir November 2025
RedMagic 11 Pro Lolos TKDN Kemenperin, Kapan Diresmikan di Indonesia?
POCO F8 Ultra Sudah Muncul di Geekbench, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Samsung Galaxy S26 Bakal Dilengkapi RAM 12GB, Segera Diperkenalkan di CES 2026
Beda dengan Versi China, OPPO Reno 15 Dibekali Snapdragon 7 Gen 4
OPPO Reno 15 Pro Muncul di Sertifikasi TDRA, Siap Meluncur Global Akhir 2025
Huawei Sedang Kembangkan HP Lipat Lagi, Siap Jadi Pesaing Baru iPhone Fold
iPhone 18 Pro Max Diprediksi Jadi HP Terberat Apple, Bakal Bawa Face ID Bawah Layar
JBL Hadirkan BandBox, Speaker dan Ampli Berbasis AI untuk Musisi Modern
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil