Pasar Kripto Bergerak Hijau Kuat di Ambang Resesi
Pergerakan market kripto perlahan membaik. (Foto: Unsplash/Viktor Forgacs)
PERGERAKAN market aset kripto di tengah pekan ini terlihat membaik berdasarkan pantauan Tokocrypto. Sejak awal pekan, market terus berjuang untuk tidak anjlok lebih dalam di tengah penguatan sinyal resesi.
Mengutip laman CoinMarketCap pada Kamis (7/7), 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap sukses melaju ke zona hijau dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC) melambung 1,08 persen ke USD 20.505 (sekitar Rp 306 juta) per keping dalam sehari terakhir.
Sementara, nasib altcoin lain seperti Ethereum (ETH) lebih baik, naik 3,28 persen ke USD 1.184 (sekitar Rp 17,7 juta) di waktu yang sama. Solana (SOL), Dogecoin (DOGE) dan Cardano (ADA) juga mengalami peningkatan masing-masing 3,28 persen, 1,69 persen, dan satu persen.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono, melihat pergerakan market kripto yang mengalami kenaikan singkat ini disebabkan karena investor yang mulai bersemangat, setelah melihat dinamika yang terjadi di indeks pasar saham AS. Investor melacak pasar ekuitas utama seperti, Nasdaq, S&P 500, dan Dow Jones Industrial Average semuanya naik meskipun sedikit.
Baca juga:
"Investor kripto ternyata sedikit bergairah melihat market saham AS yang juga mengalami kenaikan. Hal ini wajar saja, mereka selalu berkaca pada stock market AS, untuk melihat ketertarikan market secara keseluruhan terhadap aset berisiko secara umum," kata Afid, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Kamis (7/7).
Laporan terbaru Coin Metrics menunjukkan korelasi antara aset kripto dan indeks saham AS telah mencapai level terkuatnya di kuartal II 2022 sejak Maret 2020.
Meski begitu, reli singkat ini kemungkinan diprediksi hanya sementara. Menurut Afid, sentimen utama market kripto belum kondusif. Investor masih mencermati dinamika makroekonomi dan efektivitas pengetatan kebijakan moneter The Fed terhadap tingkat inflasi AS. Kemudian, kegagalan platform kripto, Three Arrows Capital (3AC) dan Voyager.
Baca juga:
"Masih ada banyak pukulan yang bisa menghantam lebih jauh, mulai dari ketidakpastian makroekonomi, agresivitas The Fed, hingga kegagalan sistem ekosistem kripto itu sendiri. Investor meyakini tidak melihat harga naik dalam waktu dekat, kecuali perubahan tak terduga terjadi," jelasnya.
Khusus untuk pergerakan Bitcoin, Afid melihat saat ini masih cenderung konsolidasi dan ada potensi penurunan harga di kisaran USD 18 ribu (sekitar Rp 269 juta) hingga USD 20 ribu (sekitar Rp 299 juta).
Sementara altcoin meningkat pesat adalah Storj (STORJ) yang nilainya melonjak 16,52 persen dalam 24 jam terakhir. Kemudian, ada THORChain (RUNE) dan Sandbox (SAND) yang masing-masing tumbuh 8,14 persen dan 7,62 persen. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Teaser OPPO Reno 15 Series Sudah Dirilis! Bawa Kamera Beresolusi Tinggi
Samsung Galaxy S26 Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5, tapi Masih Andalkan Exynos 2600
Desain iPhone Air 2 Bocor! Pakai Kamera Ganda dan Diperkirakan Rilis 2026
OPPO Reno 15 Series Rilis 17 November 2025, Bawa 3 Kamera Samsung HP5 200MP!
Samsung Galaxy S26 Ultra Bikin Kecewa! Cuma Tambah Lensa Telefoto 3x
OPPO Find X9 Series Resmi Rilis di Indonesia, Berikut Spesifikasi dan Harganya!
Xiaomi 17 Ultra Raih Sertifikasi 3C, Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5
Vivo X300 Ultra Jadi HP Pertama yang Pakai Kamera Ganda 200MP, ini Spesifikasi Lengkapnya
Bocoran OPPO Reno 15 Pro: Dibekali Baterai 6.300mAh dan Kamera 200MP
OPPO Reno 15 Muncul di Geekbench, Spesifikasinya Kini Mulai Terungkap!