Netflix Kehilangan Hampir 1 Juta Pelanggan di Kuartal Kedua


Hal tersebut tercantum dalam laporan pendapatan kuartal kedua 2022. (Foto: Unsplash/Thibault Penin)
NETFLIX melaporkan bahwa mereka kehilangan 970 ribu pelanggan selama tiga bulan pada periode April-Juni 2022 yang mencakup peluncuran bagian pertama Stranger Things musim keempat. Hal tersebut tercantum dalam laporan pendapatan kuartal kedua 2022 pada Selasa (19/7).
Meskipun itu menjadi sebuah angka yang besar untuk platform streaming berlangganan, jumlah tersebut jauh lebih kecil daripada perkiraan kerugian Netflix pada April. Mengutip laman Variety, Rabu (20/7), Netflix memproyeksikan kerugian bersih dua juta pelanggan streaming untuk kuartal kedua, yang mencakup 1 April-30 Juni, menyusul penurunan mengejutkan sebesar 200 ribu di kuartal 1.
Netflix mengungkapkan dalam surat Q2 kepada pemegang saham bahwa saat ini mereka memiliki 220,67 juta pelanggan secara global dan mengharapkan keuntungan kembali pada Q3. Mereka memproyeksikan penambahan satu juta pelanggan mulai 1 Juli-30 September. Rinciannya, Netflix kehilangan 1,3 juta pelanggan di AS dan Kanada, 770 ribu di Eropa dan Asia Barat, tetapi tumbuh sekira satu juta pelanggan di kawasan Asia Pasifik.
Baca juga:
Netflix Hadirkan Film Dokumenter Kisah Pembunuhan Paling Terkenal di Kanada

Dalam hal kinerja keuangan untuk Q2, Wall Street memperkirakan laba per saham (EPS) USD 2,96 (sekira Rp 44,3 ribu) untuk kuartal kedua. Netflix juga melaporkan EPS terdilusi (berkurangnya jumlah saham yang dimiliki pemegang saham) sebesar USD 3,20 (sekira Rp 47,9 ribu) pada pendapatan USD 7,97 miliar (sekira Rp 119 triliun). Menurut perusahaan, pendapatan akan meningkat 13 persen tanpa dampak valuta asing.
Selama presentasi pendapatan Q1 pada April lalu, Netflix mengatakan bahwa mereka fokus untuk menindak pelanggaran berbagi kata sandi dan mengeksplorasi opsi yang didukung iklan lebih murah. Sejak saat itulah mereka menggandeng Microsoft sebagai mitra dalam membangun inovasi yang didukung iklan.
Mereka akan menghadirkan paket berlangganan jauh lebih murah dibandingkan paket berlangganan premium tanpa iklan yang saat ini ditawarkan. Mengutip laman Reuters, Kamis (14/7), Netflix mengungkapkan rencana menghadirkan paket berlangganan yang lebih terjangkau sejak April 2022. Kerja sama ini pun membuat saham Netflix naik dua persen menjadi USD 178,06 (sekira Rp 2,6 juta).
Baca juga:

"Ini masih sangat awal dan kami memiliki banyak hal yang harus diselesaikan. Tapi tujuan jangka panjang kami jelas. Lebih banyak pilihan bagi konsumen dan pengalaman merek TV premium yang lebih baik daripada linier bagi pengiklan," kata Chief Operating Officer Netflix, Greg Peters, dalam sebuah unggahan di blog.
Microsoft diharapkan bergabung dalam kemitraan ini untuk memperkuat penjualan iklan Netflix. Raksasa perangkat lunak itu menghasilkan USD 10 miliar (sekira Rp 150 triliun) dari pendapatan iklan tahun lalu. Mereka menjual iklan di berbagai layanan seperti di mesin pencari Bing dan jejaring sosial yang berfokus pada bisnis, LinkedIn. (and)
Baca juga:
Netflix Dapatkan Hak Tayang Film 'The Ice Road' yang Dibintangi Liam Neeson
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Skenario Ditulis Edwin dan Eka Kurniawan, Bagaimana Sinopsis Film Horor Fantasi 'Monster Pabrik Rambut’?

Ketika Ibu Hadir Kembali Lewat Teknologi AI, Film 'Mothernet (Esok Tanpa Ibu)' Siap Tayang di Bioskop 22 September 2025

Dari Gunung Bersalju ke Benteng Angker, Kisah Film Horor Mendatang Netflix ‘The Boy in the Iron Box’

Film Pesugihan Sate Gagak: Kaya Raya karena Setan Langganan Sate, Intip Sinopsisnya

Jack Black dan Paul Rudd Bintangi Remake 'Anaconda', Siap Tayang Akhir Tahun 2025

Faza Meonk Buka Peluang 'Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta' Bakal Dibikin Film

Karate Kid: Legends Tayang di Netflix 27 September, Jackie Chan dan Ralph Macchio Latih Generasi Baru

Dari Horor Komedi hingga Psikologis, Sederet Film ini Bisa Masuk Daftar Tontonan di September 2025

Robert Redford Meninggal Dunia, Rekan Aktor Sebut ‘Salah Satu Singa telah Pergi’

Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
