Menkes Ungkap Kunci Utama Indonesia Beralih dari Pandemi ke Endemi
Ilustrasi - Vaksinator tengah mengukur dosis vaksin COVID-19. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi/aa.
MerahPutih.com - Kepastian soal peralihan dari status pandemi ke endemi COVID-19 di Tanah Air semakin menemui titik terang.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Indonesia segera memasuki fase endemi COVID-19, menyusul pelonggaran kebijakan memakai masker di luar ruangan.
Baca Juga:
Jika Sudah Endemi, Biaya Pasien COVID-19 Ditanggung BPJS Kesehatan
Pertimbangan Budi, sejumlah faktor yang bisa menunjukkan kesiapan Indonesia di fase endemi COVID-19 salah satunya yakni kesadaran masyarakat.
Pelonggaran kebijakan masker yang diumumkan pemerintah sebetulnya menjadi salah satu pelatihan kesadaran tersebut. Misalnya, masyarakat kini diminta untuk menilai risiko penularan masing-masing saat memakai masker.
"Jika di ruangan tertutup di rumah, bersama keluarga sendiri, semuanya kita tahu sehat, ya kita tidak pakai masker," beber Menkes dalam konferensi pers, Selasa (31/5).
Sebaliknya, jika berada di ruangan berventilasi buruk dengan risiko penularan tinggi lantaran dipadati banyak orang di fasilitas umum, wajib menggunakan masker.
Menurut Budi, dari semua sejarah, faktor yang paling menentukan pandemi menjadi endemi adalah kesadaran masyarakat, tahu langkah pencegahan, kalau sakit mesti apa atau bagaimana.
"Sehingga tidak ada paksaan dari pemerintah, dan itu sebenarnya adalah cara menjaga kesehatan yang paling baik, menjaga kesehatan kita," sambungnya.
Baca Juga:
Menteri Muhadjir: Penanganan COVID-19 Seperti Penyakit Biasa Jika Endemi
Budi menekankan, perpindahan fase transisi dari pandemi menuju endemi bukan berada di keputusan Presiden Joko Widodo, melainkan menunggu arahan lebih lanjut dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Intinya, pemerintah tengah mengingatkan tanggung jawab risiko penularan pada masing-masing warga.
"Kalau itu sudah berhasil masyarakat sudah paham sudah memahami bagaimana prokes seharusnya, itu adalah ciri-ciri penyakit yang sudah menjadi endemi," jelas dia.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo meminta pelaksanaan vaksinasi booster COVID-19 terus ditingkatkan karena capaiannya saat ini baru 25 persen.
Hingga akhir 2022 nanti terhitung ada 71 juta vaksin COVID-19 tiba di Indonesia. Sehingga, Presiden Jokowi meminta agar stok vaksin yang ada digunakan untuk pemberian booster.
Berdasarkan data sero survei yang dilakukan Kemenkes, pada Maret 2022 kadar antibodi masyarakat sebelum booster sekitar 400 titer antibodi. Setelah disuntik vaksin COVID-19 booster, kadar antibodi naik hingga 5 ribu-6 ribu titer antibodi. (Knu)
Baca Juga:
Menuju Endemi COVID-19, Menkes: Masyarakat Harus Taat Prokes
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Hasil Piala Dunia U-17 2025: Timnas Indonesia U-17 Raih Kemenangan 2-1 atas Honduras Setelah Disikat Zambia dan Brasil
KPK Tangkap Bupati Ponorogo
Ledakan Misterius Terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, 2 Orang Luka-luka
Ledakan Guncang Masjid SMA 72 Kelapa Gading, 8 Korban Dilarikan ke Rumah Sakit
Polisi Tetapkan 8 Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Salah Satunya Berinisial RS
Staf Ahli Gubernur Riau Dani M. Nursalam Serahkan Diri ke KPK Usai OTT
OTT KPK, Gubernur Riau Abdul Wahid Turut Terjaring
Gelar OTT, KPK Cokok Pejabat PUPR Riau
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII Wafat di Usia 77 Tahun