Layanan Streaming akan Gantikan Bioskop?


Tidak cukup menutup biaya produksi. (Foto: Unsplash/Mika Baumeister)
PANDEMI COVID-19 merugikan banyak sektor hiburan, tak terkecuali industri perfilman. Beberapa pihak memilih untuk megganti jadwal rilis tapi ada juga yang memilih untuk memutuskan menjual filmnya ke layanan streaming digital, seperti Netflix dan Disney Plus. Lantas, apakah ke depannya layanan streaming akan menggantikan bioskop?
Mengutip ANTARA, produser Miles Pictures, Mira Lesmana mengatakan adanya layanan streaming digital saat pandemi ini memang menjadi media alternatif bagi rumah produksi. Meskipun beberapa bioskop sudah mulai dibuka, masyarakat lebih memilih menyaksikan film atau serial secara streaming di rumah.
Perlu diketahui bahwa hal ini tidak cukup kuat untuk memberikan penghasilan atau mengganti biaya produksi, terlebih jika film yang memakan biaya banyak.
“Sekarang ada digital platform tapi tidak mencukupi untuk menopang industri kita. Bisa membantu tapi tidak mencukupi, jadi kita butuh sekali bioskop,” kata Mira.
Baca juga:

Mira juga mengatakan, penghasilan sebuah film berasal dari 90 persen penjualan tiket di bioskop. Jika bioskop ditutup, maka tidak ada penghasilan untuk mengganti biaya produksi. Film dengan biaya produksi besar juga akan sulit bertahan jika harus memilih jalur digital.
“Kalau yang besar sekali langsung dibawa ke digital platform, digital platformnya enggak akan kuat dan kitanya juga jadi tidak tertutup biayanya,” lanjut Mira.
Menurutnya, platform streaming bisa diandalkan untuk film yang biaya produksinya tidak besar. Tetapi hal ini juga berpengaruh pada kualitas filmnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat kualitas film-film Indonesia mulai diperhitungkan dunia.
Baca juga:

“Mau tidak mau skalanya mengecil, padahal kita sudah ada di posisi yang berbeda nih, kita jadi mundur kan. Bukannya enggak bisa atau enggak boleh, tapi kita sudah mau melaju menyaingi berbagai pasar,” ujar Mira.
“Bukannya tidak bisa mengecilkan, tapi kita akan mundur, enggak bisa lagi jadi pesaing di sana. Ini yang kita takutkan kalau tidak ditopang semua yang sudah kita push empat sampai lima tahun terakhir ini. Itu akan sia-sia dan harus dibangun dari nol lagi,” lanjutnya.
Di 2019 sendiri Indonesia masuk dalam 10 besar pasar film internasional. Hal ini ditunjang dengan kualitas dan biaya produksi yang besar sehingga mampu bersaing dengan film-film internasional. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Aktor Legendaris Robert Redford Meninggal di Usia 89 Tahun

Angelina Jolie Comeback dengan Film Adaptasi Novel 'Anxious People', Intip Sinopsisnya

'Super Mario Galaxy Movie', Petualangan Baru Mario Siap Mendarat di Bioskop 2026

Dibintangi Maxime Bouttier dan Lutesha, Film 'Lavender Marriage' Memotret Rahasia Besar Hubungan Toxic Selebritas

Film Biografi Kreator Bumble 'Swiped' akan Rilis di Disney+, Simak Sinopsisnya

Emmy Awards 2025, ‘The Pitt’ Raih Penghargaan Drama Terbaik dan ‘The Studio’ Pecahkan Rekor Komedi

Emmy Awards 2025, Nominasi dan Pemenang Lengkap

Lin Shaye dan Amelia Eve Bintangi Film Insidious Terbaru, Siap Hadirkan Kisah Mengerikan di Bawah Arahan Sutradara Jacob Chase

Lin Shaye dan Henry Thomas Hiasi Film Horor-Thriller Dreamkatcher, Kisah Seorang Terapis dan Putranya yang Terperangkap dalam Teror

Song Kang Ho Comeback di 'Gardeners', Kisah Pegawai Negeri yang Terseret Utang
