Kembali ke Bumi, Pesawat Antariksa Tiongkok Bawa 2 Kilogram Batu Bulan


Roket Long March 5 yang membawa pesawat Chang'e 5. Saat pesawat kapsul antariksa asal Tiongkok meluncur ke bulan. (Foto: news.cgtn.com)
KAPSUL luar angkasa Chang’e 5 milik Tiongkok, sedang dalam perjalanan kembali ke Bumi dalam misinya yang membawa batu seberat dua kilogram (kg). Pendaratan pesawat kapsul terjadi pada 1 Desember 2020 dan berlokasi di dekat formasi yang disebut Mons Rumker.
Area tersebut merupakan dataran vulkanik besar di Oceanus Procellarum atau Samudra Badai. Melansir laman Phys, Badan Antariksa Nasional Tiongkok menyatakan bahwa perjalanan pulang pesawat tersebut berlangsung selama tiga hari, dengan menyalakan empat mesin selama 22 menit untuk keluar dari orbit bulan.
Baca Juga:

“Setelah terpisah dari sisa pesawat luar angkasa, kapsul diharapkan mendarat di Tiongkok Utara wilayah Mongolia dan dapat mengapung dengan parasut. Kapsul akan mendarat di Bumi sekitar pertengahan Desember 2020,” kata Badan Antariksa Nasional Tiongkok.
Saat tiba di Bumi, Tiongkok akan melakukan penelitian untuk mencari tahu sejarah terbentuknya tata surya. Negara itu juga telah mendirikan laboratorium untuk menganalisis usia serta komposisi contoh dan diharapkan dapat dibagikan dengan negara lain.
Contoh dari bebatuan dan debu bulan tersebut diperoleh dengan cara melakukan pengeboran ke dalam kerak Bulan hingga kedalaman dua meter dan mengambil langsung dari permukaan. Bebatuan itu akan menjadi contoh termuda yang berada di Bumi dari luar angkasa.
"Mereka mungkin miliaran tahun lebih muda daripada yang dibawa kembali oleh Amerika Serikat sebelumnya," ujar Badan Antariksa Nasional Tiongkok.
Baca Juga:

Batuan tersebut menjadi contoh pertama yang dibawa kembali sejak pesawat luar angkasa Uni Soviet melakukannya pada 1970-an. Sebelumnya, astronaut Apollo AS juga telah membawa ratusan pon batuan bulan ke bumi pada 1960-an.
Melansir laman Reuters, Chang’e 5 diluncurkan pada 23 November 2020 lalu oleh Situs Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Wenchang, Tiongkok. Pesawat luar angkasa ini meluncur di atas roket Long March 5. Misi ini terbilang cukup kompleks. Untuk membawa dua kilogram sampel bebatuan dan debu dari bulan saja harus melibatkan kerja sama antara empat pesawat luar angkasa utama.
Meskipun mengambil sampel adalah misi utamanya, namun pesawat kapsul antariksa itu juga dapat memvisualkan kondisi di bawah permukaan dengan radar penembus tanah, menganalisis tanah Bulan untuk meneliti kandungan mineral, dan dilengkapi dengan peralatan untuk memotret area secara lebih luas. (scp)
Baca Juga:
Ilmuwan Badan Antariksa Eropa Klaim Bisa Ubah Debu Bulan Jadi Oksigen
Bagikan
Berita Terkait
iPhone Air Lebih Awet dari Samsung Galaxy S25 Edge, Bisa Bertahan hingga 9 Jam!

Xiaomi 17 Series Meluncur 25 September, Bawa Chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5

Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih

Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia

Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu
