Kacamata 3D Merah-Biru, Pelengkap Nonton Masa Kecil 90-an


Kacamata 3D merah-biru yang bikin kita nostalgia masa kecil. (Foto: Instagram/tangsel.info)
WARNA bingkai kacamatanya kuning, di bagian lensa kiri berwarna merah dan kanan berwarna biru, serta tulisan Wings di bagian tengah. Kacamata tiga dimensi bikin teringat masa kecil tersebut biasa jadi piranti buat nonton film agar terlihat tiga dimensi.
Generasi 90-an mungkin masih ingat bagaimana dulu asyiknya menonton film dengan kacamata tersebut, bahkan rela ngantri di abang-abang demi bisa pamer ke teman SD.
Baca juga:
Budayakan Membersihkan Sampah Sendiri Setelah Nonton Bioskop
Pas seumuran anak-anak, siapa sih tidak tertarik membeli kacamata tersebut. Belum beli saja sudah kebayang-bayang bagaimana rasanya nonton kartun pakai kacamata 3D. Namun, dari mana sih awalnya kacamata ini bisa jadi viral?

Kacamata 3D ini awalnya muncul berkat salah satu sinetron populer Indonesia, Anak Ajaib, dibintangi Joshua Suherman.
Sinetron menceritakan tentang seorang robot gemar menolong, sukses bikin orang berbondong-bondong memburu kacamata 3D, dan seolah menjadi pionir penggunaan teknologi 3D. Demi mendapatkan pengalaman lain menonton TV dengan kualitas gambar begitu nyata, dibutuhkan bantuan kacamata 3D ini.
Baca juga:
Mengungkap Misteri Hilangnya Huruf 'I' dan 'O' di Bioskop Negeri Aing
Kacamata ini jauh dari kata mewah dari kacamata dipakai saat menonton film 3D di bioskop. Bahannya sederhana, terbuat dari kertas karton dan bagian lensa merah-birunya terbuat dari plastik. Trennya pun membuat abang-abang penjual mainan di area sekolah SD sampai menjualnya dengan harga Rp 3 ribu. Meski sederhana dan murah, kacamata 3D itu sangat digemari.
Anak-anak SD selalu berbondong-bondong beli lantaran rumornya bisa bikin film apa pun jadi tiga dimensi. Sudah seperti antrean sembako, rela berdesak-desakan dan harus jadi orang pertama bisa beli. Kalau sudah punya kacamata 3D tuh rasanya jadi up to date banget, bisa bergaul sama semua kalangan, nyambung kalau diajak ngomong, dan tentu punya kebanggaan tersendiri.

Sebagian orang tua zaman itu mungkin ikut penasaran, apa kira-kira spesialnya kacamata 3D. Saat malam hari, mereka pun penasaran dan langsung meminjam kacamata tersebut untuk menonton film. Setelah itu, baru deh nyeselnya juga ramai-ramai.
Kacamata 3D ini pun sempat menimbulkan perdebatan di kalangan pencinta film, apa benar bisa memengaruhi film ditonton? Ada merasa berpengaruh, ada juga merasa tidak sama sekali. Kalau Sobat Merah Putih pernah mencobanya enggak sih? Dan apakah berpengaruh?
Kalau diingat-ingat, perkara kacamata 3D memang bikin geli sendiri dan nyesel setelah kita dewasa. Kenapa kok dulu rela mengumpulkan uang berhari-hari tanpa jajan demi membeli kacamata 3D.
Apa pun alasannya, kacamata 3D merah-biru bikin masa kecil makin lengkap. Coba di masa sekarang, di mana lagi kamu bisa beli? Kalau pun ada rasanya sulit sekali menemukannya, tidak semudah dulu. Digantung di dalam plastik gerobak abang-abang penjual. (and)
Baca juga:
Cara Cerdas Mencegah Anak Menonton Film Dewasa di Layanan Streaming