Jangan Panik Meski Resesi Ekonomi Global Diprediksi Tiba Lebih Awal

Pembicara memberi paparan di hadapan awak media. (Foto: Mirae Asset)
ANCAMAN resesi global makin nyata ketika tren melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melanjut hingga Oktober. Pelemahan tersebut secara global dipicu invasi Rusia ke Ukraina nan hingga kini belum mereda.
Invasi Rusia ke Ukraina, menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, telah memperpanjang perlambatan ekonomi global karena perang telah meningkatkan harga pangan secara substansial dan meningkatkan tekanan inflasi. “Krisis ini menyebabkan meningkatnya kemungkinan probabilitas resesi,” kata Nafan pada pada Media Day: October by Mirae Asset Sekuritas, di Sage Club Amphitheatre, Mirae Asset, SCBD, (4/10).
Baca juga:
Nonton 'Mencuri Raden Saleh' Sambil Belajar Investasi Kripto
Di dalam negeri, lanjut Nafan, berdasarkan perkiraan terbaru dari ADB dan OECD, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat meski lajunya lebih lambat di tahun depan karena kemungkinan dipengaruhi pertumbuhan global nan memburuk. Sementara itu, permintaan domestik dan eksternal akan tetap kuat sepanjang sisa tahun ini meskipun inflasi lebih tinggi.

Apalagi kenaikan suku bunga, sambung Nafan, terjadi lantaran menyikapi kenaikan harga BMM nan diprediksi akan menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi hingga dua kuartal ke depan. Meski begitu Nafan optimistis Indonesia tidak akan jatuh ke dalam jurang resesi.
“Indonesia tidak akan terkena resesi karena didukung kinerja ekspor solid dan konsumsi rumah tangga kuat seiring dengan mobilitas penduduk terus membaik. Dengan demikian, akan mempengaruhi ketahanan IHSG nan masih kuat untuk jangka menengah-panjang,” kata Nafan nan mengenakan kemeja batki lengan Panjang.
Baca juga:
IHSG, menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina, diprediksi akan melemah dengan support-resistance di level 6.904-7.228 secara teknikal pada bulan Oktober. Dengan demikian, potensi penguatan indeks saham utama domestik tersebut pada Oktober masih akan terbatas.
“Analisis teknikal tersebut juga mempertimbangkan faktor fundamental makroekonomi dengan kekhawatiran akan resesi global masih meningkat, seiring inflasi tetap tinggi dan kebijakan pengetatan likuiditas bank sentral. Karena itu, bursa global, termasuk, IHSG relatif akan cenderung tertekan,” kata Martha.

Kekhawatiran akan resesi global, sambungnya, masih meningkat seiring dengan inflasi nan tetap tinggi, dan kebijakan pengetatan likuiditas bank sentral sehingga menyebabkan bursa global, termasuk IHSG relatif akan cenderung tertekan. Investor asing bahkan akan melakukan net sell atau proft taking terhadap IHSG terhadap sentimen global tersebut.
Namun, menurut Martha, IHSG masih memiliki peluang untuk naik akibat musim laporan keuangan di minggu ketiga dan keempat. Adapun saham dan sektor pilihan dari Mirae Sekuritas di bulan Oktober ini adalah sektor keuangan, energi, dan industri. (*)
Baca juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
JITEX 2025 Bukukan Transaksi Rp 14,3 Triliun, Jakarta Tampilkan Daya Saing Ekonomi Global

Tax Amnesty Jilid III Mencuat, ini nih Kriteria Bisa Dapat Pengampunan

Menkeu Purbaya Ungkap Defisit APBN Capai Rp 321,6 Triliun per Agustus 2025

iPhone Air Lebih Awet dari Samsung Galaxy S25 Edge, Bisa Bertahan hingga 9 Jam!

Xiaomi 17 Series Meluncur 25 September, Bawa Chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5

Ramalan Zodiak Hari Ini, 22 September 2025: Percintaan dan Keuangan, Wajib Pantau!

Ramalan Zodiak Hari Ini 20 September 2025: Asmara dan Keuangan di Ujung Tanduk?

Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Ramalan Zodiak Hari Ini, 19 September 2025: Asmara dan Keuangan, Siap Hadapi Kejutan?
