Emas Direkomendasikan sebagai Investasi di Pandemi COVID-19


Emas Batangan PT Antam Tbk (foto PT Antam Tbk)
MerahPutih.com - Pandemi COVID-19 berdampak pada krisis multidimensi. Sandiaga Uno dan Muhammad Assad sebagai entrepreneur merekomendasikan emas sebagai salah satu instrumen investasi saat wabah COVID-19 melanda.
Muhammad Assad yang kerap disapa Assad dalam Webinar yang digelar Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) menjelaskan, investasi yang disarankan di tengah kondisi krisis multidimensi saat ini.
Baca Juga
"Kenapa emas? karena harga emas selalu naik dari tahun ke tahun," kata Assaad yang merupakan CEO Tamasia.
Tamasia adalah platform aplikasi digital yang memberikan fasilitas kepada pelanggan secara mudah, cepat, dan terpercaya dalam hal jual beli emas, titip emas, dan simpan emas yang dijalankan berdasarkan sistem syariah.

Menurut Assaad, harga emas sejak 2015 hingga hari ini mengalami kenaikan yang dahsyat.
"Hari ini harga emas bisa mencapai Rp1 juta per gram. Padahal akhir 2019 masih Rp700 ribu per gram sekarang Rp1.040 ribu. Jadi kalau bapak ibu mau investasi, saya sarankan emas," ujarnya.
Assaad menegaskan, alasan lain emas untuk produk investasi karena emas dapat dipegang. Pasalnya, selama ini investasi yang dipilih tidak diketahui dalam bentuk apa.
"Saat ini dari pada pegang uang, akan lebih baik emas," kata dia.
Sandiaga Uno mengamini pernyataan Assaad. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, ketika pandemi COVID-19, harga emas naik 30 hingga 40 persen, yaitu dari harga sekitar Rp660 ribu per gram kini Rp1.040 ribu.
Sandi menjelaskan, emas pilihan utama dalam kondisi ketidakpastian seperti saat ini.
"Jadi kalau orang melihat, waduh ini keadaan ekonomi enggak pasti, indeks ketidakpastian karena covid ini belum pernah setinggi ini. Ternyata di antara ketidakpastian ini, emas menjadi salah satu pilihan utama masyarakat untuk berinvestasi," tutur Sandi.
Ia mencontohkan, Adaro sebagai salah satu perusahaan yang dipimpinnya pernah kebingungan berinvestasi ketika krisis. Keputusan investasi emas ternyata menjadi berkah saat ini.
"Alhamdulillah tadinya mau mengurangi risiko, dan sekarang diganjar berkah," ungkap Sandi.
Baca Juga
Semakin Terhubung, Pengguna Facebook Akan Bisa Melihat Instagram Stories
Sandi juga menjabarkan tujuh bidang usaha yang sangat berpotensi di pandemi COVID-19. Usaha tersebut adalah bidang kesehatan, jasa remote working melalui teleconference, jasa massive open online course, makanan dan produk pertanian, vaksin dan obat-obatan termasuk jamu, jasa legal, dan energi bersih melalui energi baru dan terbarukan. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Update Harga Emas Hari Ini, 22 September 2025: Antam & Galeri24 Kompak Stabil

Update Harga Emas Hari Ini, 19 September 2025: Antam & Galeri24 Kompak Turun, UBS Alami Kenaikan

Update Harga Emas Hari Ini, 18 September 2025: Antam & Galeri24 Kompak Naik, UBS Alami Penuruna

Update Harga Emas Hari Ini, 17 September 2025: Antam, UBS & Galeri24 Kompak Naik

Update Harga Emas Hari Ini, 16 September 2025: Antam, UBS & Galeri24 Kompak Turun Tipis

Update Harga Emas Antam Hari Ini, 15 September 2025: Cek Rincian Harga dan Pajak Buyback

Update Harga Emas Hari Ini, 14 September 2025: UBS Turun, Antam & Galeri24 Kompak Naik Tipis

Emas Antam Cetak Rekor Tertinggi dalam Sejarah Lampaui Harga 22 April 2025

Harga Emas Meroket Kamis 4 September: 1 Gram di Antam, UBS, Galeri24 Kompak Tembus di Atas Rp 2 Juta

Harga Emas Hari Ini, 30 Agustus 2025: Galeri24 vs UBS, Siapa yang Lebih Murah?
