Elon Musk Mundur dari Kesepakatan Twitter


Tim Musk tuding Twitter tak kabulkan permintaannya. (Foto: Instagram/@elonrmuskk)
ELON Musk secara resmi menarik diri dari perjanjian senilai USD 44 miliar atau setara dengan Rp 659 triliun untuk membeli Twitter. Dalam pengajuan Jumat sore kepada Komisi Sekuritas dan Bursa, tim Musk mengklaim ada beberapa pelanggaran yang dilakukan Twitter.
Salah satunya ialah bahwa Twitter melakukan 'pelanggaran material' terhadap perjanjian mereka dan telah membuat pernyataan 'palsu dan menyesatkan' selama negosiasi. Hal-hal itu membuat Musk memutuskan mengakhiri kesepakatan tersebut.
"Selama hampir dua bulan, Tuan Musk telah mencari data dan informasi yang diperlukan untuk 'membuat penilaian independen tentang prevalensi akun palsu atau spam di platform Twitter'," ujar tim hukum Musk. “Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi ini.”
Baca juga:
Rencana Elon Musk Setelah Membeli Twitter

Twitter masih berharap untuk menyelesaikan kesepakatan, meskipun Musk berusaha menghentikannya. Ketua dewan Twitter Bret Taylor menulis bahwa perusahaan akan "mengejar tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger dan merasa yakin kami akan menang di pengadilan.
Musk seolah telah menyiapkan panggung untuk memutuskan pembatalan kesepakatan itu hanya beberapa minggu setelah dia menandatangani perjanjian, mengklaim bahwa Twitter merilis statistik menyesatkan tentang prevalensi bot spam di platformnya.
Namun, belum ada kejelasan yang mengatakan bahwa Musk dapat secara hukum membatalkan begitu saja perjanjiannya hanya karena ia tidak senang dengan kehadiran spam di Twitter. Itu merupakan sesuatu yang bisa dia selidiki sebelum menandatangani kesepakatan.
Baca juga:
Pegawai SpaceX Mengkritik Elon Musk

Twitter telah berusaha keras untuk menunjukkan kepatuhan terhadap permintaan Musk. Pada awal Juni, perusahaan membuka akses "firehose" ke layanannya sehingga Musk dapat menerima dan menganalisis setiap cicitan yang diposting.
Perusahaan juga terus berusaha meyakinkan publik bahwa mereka telah mengendalikan spam dan bot. Pada hari Kamis, mereka mengatakan bahwa perusahaan memblokir lebih dari satu juta akun spam per hari, dan pada bulan Mei, CEO-nya menulis utas panjang tentang bagaimana Twitter menentukan berapa banyak penggunanya yang merupakan bot.
Tim Musk juga mengklaim bahwa Twitter melanggar perjanjian mereka ketika memecat dua pejabat eksekutif, memberhentikan sebagian dari tim akuisisi bakat, dan melembagakan pembekuan perekrutan selama beberapa bulan terakhir karena perusahaan tidak meminta izin untuk menyimpang dari cara bisnisnya yang biasa. (waf)
Baca juga:
Elon Musk Berencana Mengembalikan Akun Twitter Donald Trump
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Robert Redford Meninggal Dunia, Rekan Aktor Sebut ‘Salah Satu Singa telah Pergi’

Emmy Awards 2025, ‘The Pitt’ Raih Penghargaan Drama Terbaik dan ‘The Studio’ Pecahkan Rekor Komedi

Starlink Alami Gangguan Mendadak, Ini Update Terbarunya

Emmy Awards 2025, Nominasi dan Pemenang Lengkap

Brad Pitt dan Taika Waititi Bikin Iklan, Padukan Humor dan Kopi Perfetto

Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Astrid Kuya Ceritakan Penjarahan Rumahnya, Banyak Anak Sekolah Ikut

Melaju ke Semifinal AS Terbuka, Novak Djokovic Joget ‘Soda Pop’ dari KPop Demon Hunters’ sebagai Hadiah Ultah sang Putri

Kebetulan Banget nih, Candice Bergen, Ibu Chloe Malle, Pernah Perankan Editor Vogue

Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia
