El Nino dan IOD Berpotensi Ganggu Ketahanan Pangan Nasional


Warga melihat kondisi sawahnya yang mengering di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc
MerahPutih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya ancaman gagal panen di lahan pertanian tadah hujan imbas fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif yang mengakibatkan kekeringan.
"Pemerintah daerah perlu melakukan aksi mitigasi dan aksi kesiapsiagaan segera. Lahan pertanian berisiko mengalami puso alias gagal panen akibat kekurangan pasokan air saat fase pertumbuhan tanaman," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat (21/7).
Baca Juga
BMKG Sebut Puncak El Nino Berdampak pada Kekeringan dan Ketahanan Pangan
Menurutnya, fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional.
Di sektor perikanan, lanjutnya, perubahan suhu laut dan pola arus selama El Nino dan IOD Positif yang mendingin, biasanya justru berpotensi meningkatkan tangkapan ikan.
"Peluang dari kondisi ini harus dimanfaatkan karena dapat mendukung ketahanan pangan nasional," tuturnya
Dwikorita menyebut fenomena El Nino dan IOD Positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau tahun ini dapat menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah.
Jika biasanya curah hujan berkisar 20 mm per hari, kata dia, maka pada musim kemarau ini angka tersebut menjadi sebulan sekali atau bahkan tidak ada hujan sama sekali.
Baca Juga
Pemkot Bandung Minta PDAM Siapkan Cadangan Air Baku Hadapi El Nino
Puncak kemarau kering ini, kata dia, diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan dengan pada 2020, 2021, dan 2022.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG, indeks El Nino pada Juli ini mencapai 1,01 dengan level moderat, sedangkan IOD sudah memasuki level index yang positif.
Pada Juni hingga dasarian pertama Juli, El Nino masih dalam level lemah sehingga dampaknya belum dirasakan. Namun, setelah itu, dalam waktu yang bersamaan El Nino dan IOD positif yang sifatnya global dan skala waktu kejadiannya panjang dalam hitungan beberapa bulan terjadi dalam waktu yang bersamaan.
"Dalam rentang waktu tersebut sebagian wilayah Indonesia masih ada yang diguyur hujan akibat adanya dinamika atmosfer regional yang bersifat singkat sehingga pengaruh El Nino belum dirasakan secara signifikan," pungkasnya. (*)
Baca Juga
Bapanas Perbanyak Stok Daging Sapi dan Ayam Beku Hadapi El Nino
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Gempa Bumi Terdeteksi di Kabupaten Bekasi, Getaran Terasa hingga Karawang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 22 September 2025: Siap-siap Payung! Hujan Ringan Mengguyur Sebagian Wilayah pada Sore dan Malam Hari.

Mayoritas Wilayah Indonesia Bakal Berawan Hingga Berawan pada Senin (22/9)

Prakiraan Cuaca Jakarta Minggu (21/9), BMKG: Pagi Berawan, Malam Hujan Ringan

Bibit Siklon 90W dan 94W Picu Cuaca Buruk, Ini Peringatan BMKG untuk Masyarakat Pesisir dan Nelayan di Seluruh Indonesia

Bibit Siklon Tropis 99W Terpantau di laut Filipina, Pengaruhi Hujan di Indonesia

BMKG Deteksi 2 Bibit Siklon Tropis Berpotensi Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia

Pemerintah Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Canggih Berbasis Integrasi Data

Kamis (18/9) Sore, DKI Jakarta Diprakirakan Diguyur Hujan

BMKG Peringatkan Warga Jawa Barat Potensi Cuaca Ekstrem 18-24 September, Bisa Picu Banjir hingga Tanah Longsor
