Deretan Teknologi Anti Banjir di Sejumlah Negara


Sejumlah negara di dunia menggunakan teknologi ampuh untuk mengatasi banjir (foto: pixabay/j_lloa)
BANJIR masih menjadi momok menakutkan bagi sejumlah warga di wilayah Indonesia, tak terkecuali Jakarta. Khususnya para warga yang tinggal di wilayah 'langganan' banjir setiap musim hujan tiba. Seperti yang belum lama ini terjadi, sejumlah wilayah Jabodetabek terdampak bencana banjir hingga harus mengungsi.
Tak dimungkiri bahwa banjir bukan hanya menjadi masalah di Indonesia saja, tapi juga di dunia. Mengenai bencana banjir bukan berarti tidak bisa diatasi atau tak ada solusi, karena sejumlah negara di dunia menerapkan berbagai inovasi teknologi anti banjir dan berhasil. Seperti yang dilansir dari laman Interesting Engineering, berikut ini deretan teknologi anti banjir dari berbagai negara di dunia.
Baca Juga:
1. Water-Gate (Selandia Baru)

Teknologi Water-Gate memiliki fungsi serupa dengan karung pasir ketika banjir, yakni untuk tanggul darurat. Water-Gate dikabarkan terbuat dari PVC, yang mudah disambung dan di bongkar pasang.
Water-Gate Self-inflating Barrier ini adalah penemuan dari Hydro Response Ltd. Cara kerja Water-Gate terbilang cukup sederhana, yakni saat banjir datang, tekanan air mendorong water-gate membuka layaknya kipas dan terciptalah tanggul.
Teknologi tersebut dapat digunakan berbulang kali, bahkan mudah dikerjakan dengan sedikit orang. Water-Gate dini dapat i pasang di jalan raya, sungai, akses jalan perumahan, atau daerah lain yang memerlukan alat tersebut untuk menahan banjir.
2. Maeslant Storm Surge Barrier (Belanda)

Bicara soal penanganan banjir, Belanda sudah dikenal cukup handal. Adapun salah satu infrastruktur di Belanda untuk menahan banjir, yakni Maeslant Storm Surge Barrier atau Maeslantkering di Rotterdam yang dibuat tahun 1997.
Maeslant Strom Surge Barrier merupakan pintu gerbang raksasa untuk menutup kanal dari ancaman banjir. Karena sungai dan kanal di Belanda digunakan untuk lalu litnas kapal, perlu adanya teknologi buka tutup sungai..
Saat dalam keadaan normal, sungai dibukan untuk lalu lintas kapal. Bila banjir, sungai akan ditutup untuk menahan aliran banjir.
Cara kerja teknologi tersebut cukup sederhana, saat permukaan air naik, sensor bahaya otomatis akan menyala. Kemudian, gerbang perlahan akan menutup dari pinggir sungai dengan cara digeser. Lalu, gerbang tersebut diisi air sebagai pemberat, hingga terciptanya bendungan di sungai.
Baca Juga:
3. Thames Barrier (Inggris)

Sungai Thames di London, Inggris dikabarkan sering dilanda banjir, Karena itu, Inggris menerapkan teknologi penahan banjir layaknya di Belanda. Hanya saja cara kerjanya berbeda.
Teknologi Thams Barrier menggunakan gerbang dari baja hollow dengan sistem diangkat, tidak digeser seperti di Belanda. Alasannya, lantaran Sungai Thames dipakai untuk lalu lintas kapal.
Ketika ancaman banjir mengintai, gerbang tersebut akan muncul dari bawah air, agar kota London tidak kebanjiran. Menariknya teknologi itu telah ada sejak tahun 1984, dan kabarnya sudah melindungi kota London dari banjir lebih dari 100 kali. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
BMKG Peringatkan Warga Jawa Barat Potensi Cuaca Ekstrem 18-24 September, Bisa Picu Banjir hingga Tanah Longsor

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih

Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia

Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu

Status Darurat Bencana Kota Denpasar Turun ke Transisi Menuju Pemulihan, Berlangsung Selama 3 Bulan

iOS 26 Sudah Rilis, ini Daftar iPhone yang Kebagian Update beserta Fitur Barunya

Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali

Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore

12 RT di Jakarta Selatan Banjir, Ketinggian Sampai 70 Centimeter

Bali Dilanda Cuaca Ekstrem dan Banjir, Pemda Minta BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca
