Beberapa Polemik Festival Film Indonesia


FFI sempat mengalami polemik. (Foto: Unsplash/Alex Litvin)
PADA 2021 Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) memasuki tahun ke-41. Gelaran tahun kedua ini kembali dilaksanakannya dalam kondisi yang tak biasa. Para insan tetap berupaya melahirkan karya-karya demi menjaga muruah perfilman Indonesia.
Namun sejatinya, perhelatan tertinggi untuk para sineas Indonesia pertama kali dilaksanakan pada 1955. Dalam perjalanannya, penghargaan ini tentunya telah melalui berbagai polemik yang dimiliki. Merahputih.com telah merangkum beberapa polemik yang tercipta dari penghargaan FFI, antara lain:
Baca Juga:
Fakta Unik FFI 2021, Dari Film Terbanyak Beroleh Nominasi Sampai Penghargaan Kategori Terbaru!
1. Kekecewaan Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail

Polemik tersebut terjadi kali pertama Festival Film Indonesia dilaksanankan pada 1955. Ketika itu juri mendapuk Tarmina garapan Lilik Sudjio keluar sebagai ‘Film Terbaik’. Namun, para kritikus film menganggap keputusan tersebut janggal.
Film tersebut bersaing dengan Lewat Djam Malam milik Usmar Ismail yang dianggap lebih layak mendapuk penghargaan sebagai ‘Film Terbaik’. Hal tersebut berujung pada keluarnya dua pemenang ‘Film Terbaik’ di tahun tersebut
Hal yang sama terjadi kembali pada 1960, ketika film Pejoang karya Usmar Ismail harus menelan ludah kekalahan dengan film Turang karya Bachtiar Siagian. Melihat kejanggalan dengan keputusan tersebut, Usmar Ismail merasa kecewa dan tak lagi berniat menyertakan karyanya dalam FFI berikutnya hingga akhir hayatnya.
2. Dikembalikan lebih dari 30 Piala Citra sebagai bentuk protes

Perhelatan FFI sempat terhenti pada akhir Orde Baru. Hingga diselenggarakan kembali pada 2004. Dua tahun berselang, pelaksanaan FFI 2006 kembali menimbulkan polemik dikarenakan penetapan film Ekskul sebagai ‘Film Terbaik’.
Bagi para sineas Indonesia saat itu, film garapan sutradara Nayato Fio Nuala tidak layak menjadi pemenang film terbaik. Beberapa alasannya, antara lain karena film tersebut tidak orisinil dan melanggar hak cipta sebab menggunakan ilustrasi musik dalam film Hollywood, yaitu Gladiator dan Munich. Saat itu, Ekskul berhasil meraih tiga kategori Piala Citra, yaitu 'Film Terbaik', 'Sutradara Terbaik', dan 'Penata Suara Terbaik'.
Baca Juga:
Protes kemudian disusul dengan aksi pengembalian 30 Piala Citra dan enam piala/penghargaan khusus FFI oleh 35 produser, sutradara, aktor, dan pekerja film lain yang tergabung dalam Masyarakat Film Indonesia (MFI).
Kontroversi film Ekskul akhirnya sampai ke meja Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (BP2N). Lembaga yang terbentuk pemerintah pada 1994 ini berfungsi memberikan pertimbangan kepada pemerintah dalam hal perkembangan perfilman nasional. Pada akhirnya BP2N mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 06/KEP/BP2N/2007, yang salah satu poin putusannya berisi pembatalan penetapan pemenang Piala Citra Utama untuk Kategori Film Terbaik Festival Film Indonesia Tahun 2006 yang diraih oleh film berjudul Ekskul.
3. Pemberhentian Dewan Juri FFI 2010

Kisruh pemberhentian beberapa dewan juri dimulai ketika Dewan Juri FFI menambahkan satu judul film, yaitu Sang Pencerah garapan Hanung Bramantyo. Karena kisruh tersebut, Komite Festival Film Indonesia (KFFI) panitia yang menaungi FFI saat itu, akhirnya memberhentikan dengan hormat dewan juri FFI 2010 yang diketuai Jujur Prananto.
Akhirnya pada 1 Desember 2010 KFFI telah menetapkan tujuh orang sebagai dewan juri baru. Lima di antaranya merupakan anggota komite seleksi FFI 2010, yaitu Dedi Setiadi, Totot Indarto, Viva Westi, Abduh Aziz dan German G Mitapradja. Sementara dua orang dari luar komite seleksi adalah Alex Komang dan Areng Widodo.
Seluruh polemik tersebut pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan penilaian netral untuk seluruh film dan sineas di Indonesia.
FFI 2021 akan digelar pada Rabu, 10 November 2021. (far)
Baca Juga:
Daftar Lengkap Nominasi Piala Citra Festival Film Indonesia 2020
Bagikan
Berita Terkait
Skenario Ditulis Edwin dan Eka Kurniawan, Bagaimana Sinopsis Film Horor Fantasi 'Monster Pabrik Rambut’?

Ketika Ibu Hadir Kembali Lewat Teknologi AI, Film 'Mothernet (Esok Tanpa Ibu)' Siap Tayang di Bioskop 22 September 2025

Dari Gunung Bersalju ke Benteng Angker, Kisah Film Horor Mendatang Netflix ‘The Boy in the Iron Box’

Film Pesugihan Sate Gagak: Kaya Raya karena Setan Langganan Sate, Intip Sinopsisnya

Jack Black dan Paul Rudd Bintangi Remake 'Anaconda', Siap Tayang Akhir Tahun 2025

Faza Meonk Buka Peluang 'Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta' Bakal Dibikin Film

Dari Horor Komedi hingga Psikologis, Sederet Film ini Bisa Masuk Daftar Tontonan di September 2025

Robert Redford Meninggal Dunia, Rekan Aktor Sebut ‘Salah Satu Singa telah Pergi’

Aktor Legendaris Robert Redford Meninggal di Usia 89 Tahun

Angelina Jolie Comeback dengan Film Adaptasi Novel 'Anxious People', Intip Sinopsisnya
