Bandara Kemayoran, Bandara Internasional Pertama di Indonesia

PEMBANGUNAN Bandara Kemayoran mulai dibangun pada tahun 1934 oleh pemerintah Belanda pada saat itu. Bandara ini selesai pada tanggal 8 Juli 1940 yang pada saat itu menjadi landasan pesawat terbang pertama yang melayani penerbangan Internasional.

Pada saat itu bandara dikelola oleh Koninklijke Netherlands Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM), pada awalnya berfungsi sebagai pusat penerbangan komersial sekaligus militer Belanda.

Menurut sejarawan Betawi Yahya Andi Saputra Sahibul, bahwa pendirian Bandara Kemayoran untuk memperkuat mobilitas tentara Belanda di Indonesia, selain melewati perairan dan jalur darat.

Baca Juga:

4 Kali Gempa Goyang Indonesia dalam Sehari

Sebelum peresmiannya bandara ini sudah melakukan pendaratan pesawat DC-3 yang berasal dari lapangan udara Tjililitan (saat ini dikenal dengan nama Halim Perdana Kusuma).

Pesawat DC-3 itu milik Koninklijke Netherlands Indische Luchtvaart Maatschappy (KNILM), kemudian melayani penerbangan pertama rute internasional dari Bandara Kemayoran menuju ke Australia.

Bandara ini memilki dua landasan pacu, yang pertama, landasan pacu Utara-Selatan (17-35) memiliki ukuran 2.475 x 45 meter. Yang kedua landasan pacu barat-timur (08-26) memiliki ukuran 1.850 x 30 meter. Saat ini jejak dua landasan pacu itu sudah hilang, tergantikan oleh jalan raya.

Pada tanggal 31 Agustus 1940 Bandara Kemayoran menggelar pertunjukan udara yang bertepatan pada ulang tahun Ratu Belanda. Bandara ini menjadi pintu gerbang kehadiran dari tamu-tamu negara. Bung Karno sering menerima kunjungan tamu dari luar negeri.

Pada bandara tersebut terdapat dua ruangan VIP di lantai satu dan di lantai dua untuk presiden beristirahat, ruangan tersebut terdapat di antara terminal A dan B.

Kesibukan bandara ini mencapai puncaknya pada 1980-an. Bandara ini memiliki 100 ribu jadwal penerbangan pada tiap tahunnya dengan kapasitas penumpang mencapai 4 juta orang. Untuk mengurai kesibukan bandara ini, beberapa penerbangan dialihkan ke Bandar Udara Halim Perdanakusuma pada 10 Januari 1974. (den)

Baca Juga:

Jembatan Suramadu, Menumbuhkan Aktivitas Ekonomi di Madura